Pakar Infeksi China Benarkan Kemampuan Vaksin Sinovac di Atas Rata-rata
Pakar infeksi menular di China mengaku cukup puas dengan hasil uji klinis tahap akhir vaksin Covid-19 Sinovac di Brasil. Butantan Institute yang melakukan uji klinis di Brasil dengan 13.060 sukarelawan menyebut, vaksin tersebut 100 persen efektif mencegah infeksi parah dan sedang, 77,96 persen efektif mencegah infeksi ringan, dan memiliki tingkat kemanjuran secara keseluruhan 50,4 persen.
"Hasil uji vaksin tersebut yang mampu 100 persen mencegah penyakit parah pada populasi berisiko tinggi, dan secara efektif mengontrol morbiditas, serta melindungi setidaknya 50 persen orang dari infeksi, itu sudah cukup baik," kata Direktur Departemen Infeksi Menular Rumah Sakit Utama Peking University, Wang Guiqiang, dikutip media resmi setempat, Rabu.
Baca Juga: Kemenag Serahkan Sertifikat Halal Vaksin Sinovac ke Bio Farma
Dikutip dari Wall Street Journal, pekan lalu, Butantan menyebut, vaksin Sinovac 78 persen efektif dan menawarkan perlindungan total terhadap kasus berat Covid-19.
Klaim itu diprotes oleh sejumlah ilmuwan Brasil yang menyebut bahwa penyelenggara uji coba vaksin telah mempublikasikan informasi yang menyesatkan publik.
Merespons tekanan dari kalangan ilmuwan setempat, Butantan pada Selasa akhirnya memberi penjelasan lebih detail. Menurutnya, tingkat efikasi tersebut hanya mencakup sukarelawan yang mengalami kasus Covid-19 ringan hingga parah.
Sebanyak 22 persen dari sukarelawan yang dimasukkan dalam penghitungan efikasi tersebut adalah mereka yang kena Covid-19 ringan dan membutuhkan bantuan medis.
Namun, ketika data dari seluruh sukarelawan diperhitungkan--termasuk yang mengalami kasus Covid-19 derajat "sangat ringan" dan tak memerlukan bantuan medis serta yang asimptomatik--efikasi total vaksin Sinovac merosot menjadi 50,4 persen.
Dengan efikasi 50,4 persen pun, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac masih memenuhi persyaratan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut WHO, vaksin setidaknya harus memiliki efikasi 50 persen untuk bisa digunakan secara luas.
Sinovac yang memberikan nama produknya dengan CoronaVac mempersyaratkan penerima vaksin mendapatkan dua kali suntikan dalam 14 hari. Jika tidak ada efek samping, maka tingkat kemanjurannya sangat tinggi, menurut Wang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto