Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Baik dari Kebijakan Baru WhatsApp? Ini Kata Kaspersky

Kabar Baik dari Kebijakan Baru WhatsApp? Ini Kata Kaspersky WhatsApp. | Kredit Foto: BBC
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan baru WhatsApp untuk berbagi data kepada induknya Facebook mendapat sorotan tajam baik dari pengguna maupun pakar teknologi. Kebijakan baru yang memaksa pengguna untuk setuju agar tetap dapat menggunakan layanan milik WhatsApp mengundang perspektif negatif tentang kebijakan perusahaan.

Perusahaan keamanan siber Kaspersky menyoroti hal ini dan menilai setidaknya ada kabar baik dari kebijakan baru WhatsApp.

Baca Juga: Bye WhatsApp! Forbes Catat Harta Bos Signal Capai Rp35 Triliun

"Kabar baiknya adalah: 1) Sebagian besar perusahaan, termasuk Facebook, bersikap transparan tentang kebijakannya; dan 2) WhatsApp tidak membaca percakapan Anda karena menyertakan enkripsi end-to-end. Yang mereka telusuri hanyalah informasi teknis dan akun," kata Anna Larkina, peneliti senior di Kaspersky dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/1/2021).

Menurut Larkina, memang tidak ada layanan yang sepenuhnya berbayar, dalam konteks ini adalah layanan perpesanan. Larkina menjabarkan bahwa bila pengguna tidak membayar dengan uang, artinya pengguna membayar menggunakan data mereka.

"Nyatanya memang tidak ada yang sepenuhnya tidak berbayar dan, sayangnya, model bisnis saat ini untuk layanan gratis berarti, kita membayarnya dengan data kita. Jejaring sosial, beberapa messenger dan mesin pencari menghasilkan uang dari iklan. Apabila makin dipersonalisasi, makin baik. Faktanya, Facebook dan perusahaan lain telah melakukan ini melalui layanannya selama beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Larkina melanjutkan, integrasi data antara WhatsApp dengan induknya tentu akan makin intens ke depannya. Menurutnya, pengguna harus lebih cermat dalam mengatur data apa saja yang pengguna izinkan untuk dipakai atau diperoleh dari penyedia layanan.

"Ke depannya, integrasi antara Facebook dan WhatsApp akan terus meningkat, dan pengguna perlu memutuskan tingkat berbagi informasi apa saja yang mereka kehendaki dan aplikasi perpesanan mana yang mereka sukai. Untungnya, ada berbagai platform perpesanan alternatif dan saat ini pengguna dapat memutuskan sendiri apa yang terbaik untuk mereka," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: