Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Franco?

Apa Itu Franco? Amazon boxes are seen stacked for delivery in the Manhattan borough of New York City, January 29, 2016. | Kredit Foto: Reuters/Mike Segar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Franco adalah proses jual beli barang yang biaya pengirimannya ditanggung oleh penjual. Harga yang diberikan pembeli merupakan harga bersih yang diberikan oleh penjual. Adapun biaya yang ditanggung penjual biasanya mencakup biaya pengemasan, pengiriman, pajak, hingga ongkos bongkar barang.

Sistem franco menjadikan penjual menyetujui berbagai biaya yang berkaitan dengan barang yang dijual. Sementara itu, pembeli akan merasa bebas biaya ongkor dan dimanjakan dengan pelayanan penuh. Pada umumnya, franco dicantumkan dalam surat penawaran barang di bagian akhir sebagai keterangan tambahan untuk distribusi barang secara domestik.

Baca Juga: Apa Itu Force Majeure?

Franco biasanya diberlakukan kebanyakan terkait barang atau perdagangan dari luar negeri yang memiliki ongkos bea masuk, pajak, biaya angkut dari pelabuhan ke gudang, biaya bongkar barang, pengemasan, hingga ongkos pengiriman. Namun franco seringkali juga dipakai untuk distribusi barang secara domestik.

Franco masih banyak dipakai oleh banyak perusahaan, karena dapat menekan ongkos kirim suatu barang. Pada umumnya, keterangan Franco dicantumkan pada bagian keterangan akhir surat penawaran barang.

Selain Franco, ada juga istilah Loco yaitu biaya pengiriman barang di tanggung oleh pembeli dari inventory penjual ke tujuan pembeli.

Termasuk jika terjadi perubahan dalam kemasan produk. Itu berarti semua biaya yang telah dikeluarkan untuk mengemas produk tersebut baik biaya proses pengemas dan tenaga pengemas dibebankan kepada pembeli.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: