Viral Cuitan Bule Amerika Soal Bali yang Jadi Arena Debat, Singgung Privilege hingga Gentrifikasi
Utas itu bermasalah karena berbagai alasan, termasuk pelabelan Bali yang tidak bertanggung jawab sebagai "ramah-queer" meskipun fakta bahwa anggota komunitas LGBTQ di Indonesia hidup dalam ketakutan akan penganiayaan dan menjadi sasaran pihak berwenang dan kelompok konservatif.
Idenya tentang “biaya hidup rendah” juga menunjuk pada masalah yang mengakar kuat yang tidak boleh diabaikan ketika berbicara tentang pariwisata di Bali. Bisa diambil contoh, di mana sewa US$400 terjangkau untuk orang asing yang berkunjung tetapi upah minimum provinsi hanya tentang US$177.
How have you ensured that moving to Bali and encouraging others to do so isn't contributing to gentrification? (i.e raising prices so natives aren't kicked out/forcing Balinese to learn English as opposed to expats learning Bahasa, etc.?)
— ???? (@stevanicaa) January 16, 2021
so basically using the privilege of western education to become upper class in an asian country where most people can only clean such houses. yeah that doesn’t sound problematic at all.
— Complex Nightmare (@debatante) January 17, 2021
That thread about moving to Bali as an American hits me in all the wrong ways knowing that Americans weren't taught how fucked up Indonesia has been to West Papua. That Indonesian soldiers literally kill West Papuans, every day. Moving there, even visiting, perpetuates that death
— Lani Mermaid (@Lani4Pasifika) January 17, 2021
im sorry, but as a young Indonesian queer woman i was fucking livid at her audacity for plugging her tips and tricks on how to cheat the visa system to live an "elevated" life in Bali while I am here stuck in the closet in fear of persecution and struggling to make ends meet. https://t.co/ONmE8QMR0N
— olive???? is ia till january (@acciolivia) January 17, 2021
Selain itu, sangat mengganggu bahwa dia akan mendorong orang-orang untuk menghindari aturan imigrasi untuk menghindari pembatasan perjalanan yang diberlakukan selama pandemi, terutama ketika Indonesia masih berjuang untuk mengendalikan krisis COVID-19.
Dengan sifat diskusi Twitter yang cenderung ke segala arah, orang Indonesia juga telah dituduh melanggengkan anti-hitam (anti-black) karena menyebut perempuan kulit hitam. Namun, perlu dicatat bahwa meski Indonesia memang memiliki masalah dengan rasisme, kontroversi khusus ini tidak pernah tentang ras.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: