Pentolan CIA Pilihan Trump Resign Tepat Sebelum Bosnya Turun Jabatan
Direktur CIA (Badan Intelijen Pusat) yang ditunjuk Presiden Donald Trump, Gina Haspel, telah meninggalkan jabatannya setelah 36 tahun bersama badan intelijen itu. Dia mengumumkan mundur pada hari Selasa atau sehari sebelum pelantikan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Dalam pernyataan yang di-posting ke Twitter oleh CIA, Haspel mengatakan dia sangat bangga dengan pekerjaan yang dia dan CIA lakukan, meskipun sebagian besar dirahasiakan termasuk menjalankan salah satu penjara "situs hitam" yang terkenal di badan tersebut.
Baca Juga: Buat yang Kepo Soal UFO Jangan Khawatir, CIA Sudah Sediakan Website Siap Unduh Lho!
"Tenaga kerja CIA berterima kasih kepada Direktur Haspel atas pengabdiannya selama 36 tahun kepada rakyat Amerika. Anda telah memecahkan penghalang dan memberdayakan generasi perwira CIA berikutnya," tulis akun Twitter CIA (@CIA), 19 Januari 2021.
Haspel ditunjuk sebagai direktur CIA pada 2018, menjadi wanita pertama yang memegang peran tersebut. Dia menggantikan Mike Pompeo, yang telah ditunjuk Trump menjadi Menteri Luar Negeri.
Haspel dilaporkan pernah mengancam akan mengundurkan diri bulan lalu ketika Presiden Donald Trump bersiap untuk menunjuk Kash Patel, mantan asisten Anggota Parlemen Devin Nunes, sebagai wakilnya. Rencana tersebut tampaknya dibatalkan pada menit terakhir ketika dia mengetahui hal itu.
Trump dilaporkan semakin tidak mempercayai Haspel, yang telah bekerja sebagai kepala stasiun CIA London di bawah mantan direktur agensi John Brennan.
Haspel dikenal terlibat dalam program penyiksaan tahanan oleh CIA, yang membuat AS berada dalam sorotan dunia.
Di awal kariernya, Haspel mengawasi penjara "situs hitam" CIA di Thailand, yang dikenal sebagai Detention Site Green. Kabel diplomatik yang sejak itu dibuka telah mengungkapkan kebrutalan yang digunakan untuk menginterogasi tersangka di sana, termasuk yang merinci waterboarding mengerikan dari seorang tahanan secara berkala selama 17 hari.
Ketika sebuah laporan yang menuduh Haspel menjalankan situs itu pada saat kejadian tersebut telah dicabut, dia mengambil alih pengelolaan situs tersebut tidak lama kemudian dan dilaporkan memimpin "teknik interogasi yang ditingkatkan" serupa terhadap tahanan lain.
Minggu lalu, Biden menunjuk William Burns—yang menjabat sebagai Deputi Menteri Luar Negeri di bawah pemerintahan Barack Obama—sebagai pengganti Haspel. Meski demikian, penunjukan Burns harus dikonfirmasi oleh Senat untuk secara resmi mengambil posisi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: