Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mendengar Cerita WNI di AS yang Ngaku Sempat Waswas Jelang Pelantikan Joe Biden, Kenapa?

Mendengar Cerita WNI di AS yang Ngaku Sempat Waswas Jelang Pelantikan Joe Biden, Kenapa? Kredit Foto: SOPA Images/REX/Shutterstock/Michael Brochstein

Sejumlah warga Indonesia di Amerika Serikat ikut beda pendapat

Oscar adalah presiden organisasi masyarakat Indonesia di Washington DC, 'Indonesian American Association' sejak lima tahun terakhir.

Ia merasa selama empat tahun terakhir kepemimpinan Presiden Trump sangat kontroversial dan secara umum menyebabkan negara-negara lain mempertanyakan kepemimpinan Amerika secara global.

Menurutnya juga masalah keadilan sosial menjadi isu utama di luar negeri.

"Menurut saya sangat kelihatan sekali Trump mendukung kaum White supremacist dan mereka merasa di atas angin dengan berani melakukan berbagai hal yang sebelumnya tidak pernah terjadi."

"Memang Trump sangat populer di kalangan Republican dan mereka sangat mendukung Trump, apapun yang dia katakan walaupun sebagian adalah informasi salah."

"Akibatnya sekarang masyarakat Amerika menjadi terbelah dua," kata Oscar.

Pendeta John Mambu di California mengatakan ada sekitar 150 jemaat di gerejanya dan dari sekitar 100 gereja Indonesia di negara bagian tersebut, gerejanya termasuk yang memiliki jumlah umat yang besar.

Ia mengatakan umat di gerejanya sedikit terpecah menjadi dua kubu saat Presiden Trump berkuasa, terutama berkaitan dengan soal imigrasi.

"Dalam pembicaraan ketika selesai kebaktian sebelum masa COVID kadang terjadi perdebatan seru ketika makan-makan," kata Pendeta John.

"Sebagian mereka yang sudah menjadi warga negara AS, entah karena menikah, mendukung kebijakan Presiden Trump untuk membatasi migrasi," ujarnya.

"Sementara mereka yang masih memiliki green card menentang pembatasan [migrasi]. Biasanya kubu pendukung Trump adalah pendukung Partai Republik sedangkan yang lain adalah kelompok Demokrat."

Namun menurut Pendeta John, dari sisi ekonomi selama empat tahun, Presiden Trump berhasil menciptakan lapangan kerja, setidaknya di kalangan jemaatnya.

Menurutnya latar belakang Presiden Trump yang bukan politisi, namun dari kalangan bisnis, menjadi salah satu hal yang membedakannya dengan presiden-presiden Amerika sebelumnya.

"Di kalangan jemaat gereja tidak banyak saya dengar pembicaraan mengenai tidak adanya pekerjaan."

"Kerjaan banyak dan itu berarti ekonomi cukup baik." kata Pendeta John Mambu.

Ia mengatakan jemaat gerejanya yang tinggal di Fullerton, sekitar 45 kilometer dari Los Angeles tersebut, sebagian bekerja sebagai perawat atau kurir pengantar barang.

Tapi sejumlah warga Indonesia lainnya yang tinggal di Amerika Serikat sudah menyampaikan harapannya agar pemilihan presiden AS beberapa waktu yang lalu tidak akan menganggu hubungan di antara mereka.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: