Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kamala Harris yang Jadi Wakil Presiden Wanita Pertama AS Rupanya Dinanti oleh Segudang Hal Ini

Kamala Harris yang Jadi Wakil Presiden Wanita Pertama AS Rupanya Dinanti oleh Segudang Hal Ini Wakil Presiden yang akan datang Kamala Harris menyapa Wakil Presiden Mike Pence yang akan keluar. | Kredit Foto: Getty Images/Alex Wong
Warta Ekonomi, Washington -

Kamala Harris telah mengukir sejarah ketika ia mengambil sumpah jabatan pada Rabu (20/1/2021), menjadi perempuan pertama, sekaligus orang kulit hitam dan campuran Amerika-Asia Selatan yang menjabat sebagai wakil presiden AS.

Inilah yang akan menanti Harris setelah ia mulai menjabat.

Baca Juga: Ada 15 langkah Eksekutif yang Langsung Diteken Biden, Atasi Banyak Krisis yang Ditinggal Trump

Apa saja tugas seorang wakil presiden? 

Secara historis, tidak banyak. Wakil presiden digambarkan sebagai peran konstitusional yang paling tidak dipahami dan paling sering diabaikan dalam pemerintahan federal, dan untuk waktu yang lama tetap seperti itu.

"Peran wakil presiden, sejujurnya, adalah menggantikan presiden," ujar Barbarra Perry, direktur pusat studi kepresidenan Miller Centre di University of Virginia.

Kecuali presiden meninggal, atau sakit parah, tugas wakil presiden sebagian besar adalah duduk dan menunggu.

Bagi sejumlah wakil presiden, dinamika itu berarti melakukan pekerjaan yang diharapkan tidak akan pernah diperlukan.

"Salah satu wakil presiden di awal Abad ke-20 mengatakan, 'Setiap hari saya membunyikan bel di Gedung Putih dan berharap presiden akan menjawab'," kata Perry.

Kendati begitu, wakil presiden bukanlah peran yang bisa dianggap enteng.

Sembilan dari 45 presiden AS terpaksa meninggalkan jabatannya sebelum masa jabatan mereka berakhir, delapan di antaranya karena kematian - sekitar seperlima dari seluruh presiden - yang berdampak pada promosi mendadak bagi wakil presiden mereka.

Di usia yang menginjak 78 tahun, Joe Biden menjadi presiden tertua yang menjabat, menambah tekanan bagi barisan orang-orang yang berhak menggantikannya.

Baru pada tahun 1970-an, di bawah Presiden Jimmy Carter, wakil presiden mulai mengambil peran yang lebih besar.

Carter, yang merupakan mantan gubernur Georgia, membangun pencalonannya sebagai orang dari luar dunia politik.

"Dia tau dia tak memahami Washington," kata Perry.

Jadi ketika ia memenangi pencalonan presiden, ia memanggil Walter Mondale, seorang senator senior di AS, untuk menunjukkan caranya bekerja dan menjadi "mitra pemerintahan sejati".

Kendati hubungan dekat mereka masih baru, kecocokan strategis mereka mengikuti pola usang wakil presiden yang menawarkan keseimbangan geografis atau ideologis kepada presiden.

Praktik ini terus berlanjut dalam kancah politik AS belakangan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: