Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

PASPI: Ini Dia Kue Ekonomi Bernama Kebun Sawit

PASPI: Ini Dia Kue Ekonomi Bernama Kebun Sawit Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Telah berusia 109 tahun, perjalanan perkembangan industri perkebunan kelapa sawit nasional tentunya tidak mudah dan penuh liku. Meskipun menghadapi banyak tantangan dan hambatan dari pihak-pihak tertentu, nyatanya kelapa sawit berhasil menjadi komoditas strategis dan andalan perekonomian nasional.

Pertama kali dikembangkan pada tahun 1911 di Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, kebun sawit terus berkembang ke provinsi-provinsi lain di Indonesia. Hingga tahun 2017, kebun sawit telah berkembang pada 26 provinsi dan sekitar 200 kabupaten. Sementara, kegiatan hilir industri sawit secara keseluruhan khususnya perdagangan produk sawit telah berkembang pada seluruh provinsi/kabupaten/kota di Indonesia.

Baca Juga: Black Campaign Sawit di Swiss, Jerry Sambuaga: Refleksi Ketakutan Mereka

"Ekspansi kebun sawit dari Aceh dan Sumatera Utara ke seluruh provinsi tersebut dapat dipandang sebagai perluasan dan distribusi 'mesin ekonomi' untuk menghasilkan dan membagi kue ekonomi. Dengan ekspansi kebun sawit tersebut, potensi masing-masing daerah di berbagai pelosok, pedalaman, pinggiran (yang sebelumnya belum dimanfaatkan) oleh 'mesin ekonomi' bernama usaha kebun sawit dapat didayagunakan untuk menghasilkan 'kue ekonomi'," seperti dilansir dari laporan PASPI Monitor.

Mengutip laporan tersebut, kue ekonomi yang dimaksud berupa kesempatan kerja, kesempatan berusaha, pendapatan, dan penyediaan multi produk berbasis sawit. Jutaan orang memperoleh pekerjaan pada kegiatan sawit dan jutaan orang terbebas dari kemiskinan, bahkan pendapatannya meningkat.

Data BPS mencatat, hingga Maret 2020, penduduk miskin di Jawa, Bengkulu, Nusa Tenggara, Papua, Maluku, dan Gorontalo lebih dari 10 persen. Sementara, penduduk miskin di daerah utama penghasil sawit seperti Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, dan Kalimantan Tengah berada di bawah 10 persen.

Selain menjadi mesin ekonomi, kebun sawit juga hadir sebagai vacuum air cleaner sebagai jasa lingkungan. Kebun sawit mampu menyerap karbondioksida dari udara dan menghasilkan oksigen untuk kehidupan.

Polusi udara yang tercipta dari gas buang kendaraan bermotor serta dari kegiatan lainnya sebagian diserap oleh kebun sawit. Kebun sawit juga menghasilkan oksigen sekitar 18,7 ton/ha/tahun. Selain itu, melalui hilirisasi dan perdagangan, "kue ekonomi" berbagai produk berbasis sawit seperti minyak goreng, mentega, sabun, deterjen, sampo, biodiesel, dan lain-lain disediakan untuk seluruh masyarakat di mana pun, siapa pun, dan kapan pun.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: