Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Tengah Pandemi 2021, Ribuan Robot Sophia Bakal Diproduksi Massal

Di Tengah Pandemi 2021, Ribuan Robot Sophia Bakal Diproduksi Massal Kredit Foto: Instagram/realsophierobot
Warta Ekonomi, Hong Kong -

“Robot sosial seperti saya bisa merawat orang sakit atau lanjut usia (lansia),” ungkap Sophia saat dia melakukan tur ke labnya di Hong Kong. "Saya dapat membantu berkomunikasi, memberikan terapi, dan memberikan stimulasi sosial, bahkan dalam situasi sulit."

Sejak diluncurkan pada 2016, robot humanoid Sophia menjadi viral. Sekarang perusahaan di belakangnya memiliki visi baru: memproduksi robot secara massal pada akhir tahun.

Baca Juga: SoftBank Jual Saham Senilai Rp11,7 T di Startup Robotika, Ini Dia Pembelinya

Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong mengatakan empat model, termasuk Sophia, akan mulai diluncurkan dari pabrik pada paruh pertama 2021.

Langkah ini seperti perkiraan para peneliti bahwa pandemi akan membuka peluang baru bagi industri robotika.

“Dunia COVID-19 akan membutuhkan lebih banyak otomatisasi untuk menjaga keamanan orang,” papar pendiri dan CEO David Hanson, sambil berdiri dikelilingi kepala-kepala robot di labnya.

Hanson percaya solusi robotik untuk pandemi tidak terbatas pada perawatan kesehatan, tetapi juga dapat membantu pelanggan di industri seperti ritel dan maskapai penerbangan.

“Robot Sophia dan Hanson unik karena sangat mirip dengan manusia,” ungkap dia. “Itu bisa sangat berguna selama masa-masa ketika orang-orang sangat kesepian dan terisolasi secara sosial.”

Hanson mengatakan dia menargetkan menjual "ribuan" robot pada 2021, baik besar maupun kecil, tanpa memberikan nomor tertentu.

Profesor robotika sosial Johan Hoorn, yang penelitiannya mencakup riset dengan Sophia, mengatakan meskipun teknologinya masih dalam tahap awal, pandemi dapat mempercepat hubungan antara manusia dan robot.

“Saya dapat menyimpulkan pandemi sebenarnya akan membantu kita mendapatkan robot lebih awal di pasar karena orang mulai menyadari bahwa tidak ada cara lain,” papar Hoorn, dari Universitas Politeknik Hong Kong.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: