Indonesia menjadi salah satu negara di dunia, yang gencar mengembangkan teknologi kendaraan listrik berbasis baterai. Adanya sumber daya alam berupa nikel, menjadi andalan pemerintah untuk memikat investor.
Pada akhir tahun lalu, Staf Khusus Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Septian Hario Seto mengatakan bahwa salah satu perusahaan asal China berminat mengucurkan investasinya di Tanah Air.
Perusahaan Contemporary Amperex Technology Limited atau CATL disebutkan sudah menyiapkan dana sebanyak US$5,2 miliar, atau setara Rp73 triliun untuk mendirikan pabrik, yang rencananya bakal mulai beroperasi beberapa tahun lagi.
Baca Juga: Ups! Saham Tesla Jatuh, Elon Musk Tak Lagi Jadi Orang Terkaya di Bumi
“Targetnya, pabrik CATL akan mulai memproduksi baterai mobil listrik pada 2024,” ujarnya belum lama ini.
Septian memastikan, bahwa perusahaan asing tersebut tidak akan membawa bahan tambang dalam kondisi mentah untuk diolah di negara mereka sendiri.
“60 persen pengolahan hasil tambang nikel yang ada di Morrowali dilakukan di Indonesia, bersama PT Aneka Tambang. Kami enggak mau mereka mendapatkan nikel, lalu membawanya ke negaranya untuk diolah di sana,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa ada perusahaan lain yang juga tertarik menanamkan modal mereka, yakni LG Chemical asal Korea Selatan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: