Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alamak, Sistem Tameng Udara Rusia Dipindahkan AS ke Jerman karena...

Alamak, Sistem Tameng Udara Rusia Dipindahkan AS ke Jerman karena... Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Washington -

Militer Amerika Serikat (AS) diketahui telah mengangkut sistem rudal pertahanan udara Rusia, Pantsir S-1, yang direbut dari Libya dan dibawa ke Jerman.

Upaya rahasia itu untuk mengumpulkan intelijen dari infrastruktur sistem baterai rudal Pantsir S-1 buatan Rusia itu.

Baca Juga: China Bisa Borong Rudal Pembunuh Kapal Induk, AS Kasih Ledekan: Beli Terus, Menang Engga

Baterai rudal Pantsir S-1 yang dipasang di truk itu dapat menyerang banyak target dari ketinggian rendah dengan jangkauan sekitar 20 mil.

Pantsir S-1 diangkut ke pangkalan Ramstein Angkatan Udara AS di barat daya Jerman pada Juni tahun lalu karena khawatir senjata itu jatuh di tangan milisi atau penyelundup di Libya.

Sistem pertahanan udara itu dimiliki oleh Uni Emirat Arab (UEA) yang diberikan kepada panglima perang Libya Khalifa Haftar. Senjata itu ditemukan di pangkalan udara Watiya pada Mei tahun lalu setelah pasukan pemerintah Libya merebutnya.

Pejuang pemerintah kemudian mengirim Pantsir ke kota Zawiya di mana seorang komandan milisi yang berafiliasi dengan Daesh (ISIS) bernama Mohamad Bahroun merebutnya.

Menteri Dalam Negeri Libya Fathi Bashagha dan pasukannya, menekan Bahroun untuk menyerahkan sistem rudal itu dan kemudian dibawa ke pangkalan dan kemudian ke bandara Zuwara, tempat pesawat kargo C-17 Globemaster milik Angkatan Udara AS mengangkutnya.

Menurut surat kabar Inggris, Times, AS bertujuan memperoleh sistem pertahanan rudal itu untuk mengumpulkan intelijen di dalamnya dan mempelajari mekanisme dan database-nya.

Langkah itu sebagai pembalasan atas penembakan drone reaper AS di Libya pada November 2019, yang diduga dilakukan sistem Pantsir itu.

Seorang pejabat Rusia mengakui bahwa negaranya tahu bahwa AS telah mengangkut sistem rudal tersebut, tetapi menepis anggapan bahwa setiap intelijen penting dapat dikumpulkan darinya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: