Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alamak! Harga Cabai Rawit Melonjak di 87 Kota, Tertinggi di...

Alamak! Harga Cabai Rawit Melonjak di 87 Kota, Tertinggi di... Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kenaikan harga pangan menjadi pemicu inflasi Januari 2021 yang sebesar 0,26% month to month (mtm). Salah satunya adalah cabai rawit yang memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,08%.

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan kenaikan harga cabai rawit terjadi di 87 kota di Indonesia. Kenaikan tertinggi terjadi di Kupang dan Bima. Suhariyanto menambahkan, bahan makanan lainnya yang menyumbang inflasi pada periode ini adalah ikan segar sebesar 0,04%, tempe sebesar 0,03%, dan tahu mentah sebesar 0,02%.

Baca Juga: BPS: Awal Tahun Terjadi Inflasi 0,26%

"Untuk kenaikan tahu dan tempe mentah seperti kita tahu pada Januari terjadi kenaikan harga kedelai impor yang pada akhirnya berimbas pada kenaikan biaya produksi," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (1/2/2021).

Sebaliknya lanjut dia, ada beberapa komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi atau penurunan harga di antaranya telur ayam ras dan bawang merah yang masing-masing tercatat deflasi 0,04% dan 0,02%.

Secara keseluruhan, kelompok bahan makanan tercatat menyumbang inflasi tinggi sebesar 0,81% pada Januari 2021. Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan bahwa kelompok volatile food mengalami inflasi 1,15% (mtm) pada Januari 2021. Angka ini lebih rendah dari capaian pada Desember 2020 sebesar 2,17% (mtm).

Erwin mengungkapkan, tekanan inflasi kelompok volatile food terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditas cabai rawit, ikan segar, tempe, dan tahu mentah seiring tertahannya pasokan dan kenaikan harga komoditas pangan global. Peningkatan inflasi kelompok volatile food yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi komoditas telur ayam ras dan bawang merah.

"Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food sebesar 2,82% (yoy), menurun dari bulan sebelumnya sebesar 3,62% (yoy)," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: