Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gokil, COVAX Bakal Diguyur 10 Juta Dosis Vaksin Corona dari China

Gokil, COVAX Bakal Diguyur 10 Juta Dosis Vaksin Corona dari China Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tatyana Makeyeva
Warta Ekonomi, Beijing -

China mengumumkan pada Rabu (3/2/2021), rencana memberikan 10 juta dosis vaksin virus Corona kepada negara-negara berkembang melalui inisiatif COVAX. Sumbangan ini sebagai bagian dari upaya diplomatik dan bisnis untuk mendistribusikan vaksin China ke seluruh dunia.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Wang Wenbin, mengatakan, China menanggapi permintaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Langkah ini untuk mengisi kekurangan vaksin yang diperkirakan berlangsung hingga Maret.

Baca Juga: Pimpin Rapat COVAX, Distribusi Vaksin Jadi Pembahasan Utama Menlu Retno

“Kami berharap negara-negara di komunitas internasional yang memiliki kemampuan akan beraksi, mendukung COVAX melalui tindakan praktis, mendukung pekerjaan WHO  membantu negara-negara berkembang mendapatkan vaksin tepat waktu dan berkontribusi menaklukkan pandemi secepat mungkin," kata Wang dalam konferensi pers harian.

Wang menyatakan, WHO sedang dalam proses menyetujui vaksin dari China untuk penggunaan darurat. Beijing telah mengirimkan vaksinnya sendiri dalam jumlah besar, terutama ke negara berkembang.

Upaya ini dalam bentuk kesepakatan atau donasi dengan lebih dari 30 negara dan melebihi 10 juta dosis yang diberikannya untuk COVAX. Dengan Turki saja, perusahaan China Sinovac Biotech Ltd. telah mencapai kesepakatan untuk menjual 50 juta dosis.

Upaya global Beijing dilihat oleh banyak orang sebagai bagian untuk meningkatkan reputasi. China berupaya memperbaiki citranya setelah kasus pertama virus korona terdeteksi di kota Wuhan di bagian tengah pada akhir 2019.

Cina pun selama pandemi menyumbangkan masker dan alat pelindung ke negara-negara di seluruh dunia sebagai bagian dari dorongan diplomatik. Beijing menyebut virus itu sebagai tantangan bersama yang dihadapi umat manusia. Virus tersebut mungkin dibawa dari luar negeri, bukan berasal dari dalam negerinya.

Beijing setuju untuk bergabung dengan COVAX, yang dikoordinasikan oleh WHO dan GAVI, Aliansi Vaksin, Oktober lalu. Program ini berupaya memastikan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki cukup vaksin karena negara-negara kaya telah mengambil sebagian besar dari miliaran dosis yang sudah diamankan sebagian besar dari pembuat vaksin Barat.

Sejauh ini, COVAX hanya mendapatkan sebagian kecil dari 2 miliar dosis yang diharapkan dapat dibeli pada 2021. Bulan lalu Pfizer berkomitmen untuk memasok hingga 40 juta dosis vaksin Covid-19 tahun ini melalui COVAX. Fasilitas tersebut juga memiliki 150 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan Oxford University.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: