Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aprobi: Serapan Biodiesel di Domestik Berkat Dukungan Program Pemerintah

Aprobi: Serapan Biodiesel di Domestik Berkat Dukungan Program Pemerintah Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan untuk menunda pemberlakuan program pencampuran biodiesel 40 persen atau B40. Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan, mengatakan bahwa penundaan program B40 tidak berdampak terhadap industri biodiesel, justru akan menjamin ketercukupan pasokan di dalam negeri.

Hal itu karena pemerintah masih akan menjalankan program B30 dengan target penyaluran sebanyak 9,2 juta kiloliter sepanjang tahun 2021.

Baca Juga: Vaksinasi dan Optimisme Sawit di 2021

"Sampai saat ini, kami juga belum menerima informasi dari usaha CPO tentang potensi dampak. Namun, untuk CPO, kami rasa juga tidak berdampak karena volume pemakaian biodiesel kira-kira akan sama dengan tahun lalu," ujar Paulus.

Lebih lanjut Paulus menyebutkan, meskipun ada investasi baru berupa perluasan kapasitas dan juga penambahan industri biodiesel, tentunya akan ada kapasitas produksi yang berlebih. Aprobi mengupayakan untuk mengeskpornya ke pasar internasional.

Wakil Sekretaris Jenderal Aprobi, Suwandi Winardi, menambahkan bahwa penundaan mandatori B40 tentu ada alasan dan kajian mendalam yang sudah dilakukan pemerintah. "Kami semua optimistis B40 menjadi roadmap program pemerintah jangka panjang dan menengah," jelasnya dalam acara virtual, Kamis (4/2/2021).

Dikatakan Suwandi, di tahun 2021 ini, pemerintah sudah menetapkan alokasi biodiesel sebesar 9,2 juta kiloliter yang diharapkan dapat tercapai seluruhnya. Kendati demikian, tantangan segi teknis, logistik, dan harga sawit karena market yang bergerak dinamis masih menjadi hal yang perlu dihadapi.

Program B30 di sepanjang tahun 2020 dijelaskan Suwandi, total produksi biodiesel dari anggota Aprobi mencapai 8,59 juta kiloliter dengan rincian distribusi ke domestik sekitar 8,4 juta kiloliter, sedangkan untuk ekspor sebanyak 27.000 kiloliter.

"Kecilnya angka ekspor ini disebabkan paling banyak karena kondisi pasar yang tidak memungkinkan untuk dilakukannya banyak ekspor. Namun, dengan dukungan program pemerintah, kami bisa mengalihkan itu semua ke pasar domestik," kata Suwandi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: