Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksinasi Covid-19 dan Optimisme Sawit di 2021

Vaksinasi Covid-19 dan Optimisme Sawit di 2021 Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun kasus Covid-19 masih masif di Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meyakini tahun 2021 kinerja industri sawit dari hulu hingga hilir akan terus membaik. Produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) diperkirakan mencapai 49 juta ton dan produksi minyak inti sawit (palm kernel oil/PKO) diperkirakan mencapai 4,65 juta ton.

Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono, menjelaskan, optimisme kebangkitan industri sawit disebabkan adanya komitmen pemerintah yang akan tetap melanjutkan program B30. Selain itu, juga dipengaruhi oleh pemeliharaan kebun yang lebih baik, cuaca yang mendukung, dan harga yang menarik.

Baca Juga: Hiks! Efek Pandemi, Ekspor Kelapa Sawit Turun 9,06%

Dikatakan Joko, adanya komitmen pemerintah untuk melanjutkan program B30 mendorong konsumsi biodiesel di dalam negeri. Diyakini konsumsi biodiesel akan mencapai 9,2 juta kiloliter yang setara dengan 8 juta ton minyak sawit. Sementara, penggunaan sawit untuk oleokimia diperkirakan sekitar 2 juta ton untuk domestik dan sekitar 4,5 juta ton untuk ekspor.

"Ekspor minyak sawit Indonesia diperkirakan akan meningkat di tahun 2021 baik volume maupun nilainya," kata Joko dalam konferensi pers virtual, Kamis (4/2/2021).

Meskipun demikian, hasil vaksinasi dari dalam negeri dan berbagai negara mitra dagang yang mengimpor minyak sawit dan produk turunannya menjadi salah satu faktor pendukung tercapainya kebangkitan industri sawit. Sebab, apabila program vaksinasi ini berhasil, di tahun 2021, industri akan makin pulih sehingga dapat mendorong permintaan.

"Faktor yang diperkirakan mengganggu permintaan antara lain berjangkit kembalinya Covid-19 di China maupun negara lain, dan juga berjangkitnya African Swine Fever yang mengganggu permintaan oilseed dan oil meal yang pada akhirnya akan mengganggu permintaan minyak nabati termasuk minyak sawit," ungkap Joko.

Lebih lanjut Joko mengatakan, Gapki sangat berharap agar komitmen pemerintah untuk membuat payung hukum turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja (UUCK) bisa diselesaikan dengan tepat waktu dan tepat guna. Pada UUCK awalnya diharapkan dapat mempermudah masuknya investasi, penciptaan lapangan kerja, serta memangkas regulasi.

"Kita khawatir dalam implementasi dalam aturan PP itu nanti tidak sesuai dengan semangat pembentukan UUCK di awal, makanya kita selalu ikuti semua draft yang ada. Namun, memang sampai akhir ini belum di-publish semua hasil akhirnya jadi kita akan akan kawal terus," kata Joko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: