Pentolan Militer AS Minta Dunia Waspada atas Perang Nuklir dengan Rusia atau China
Sesaat sebelum Biden mengambil alih kekuasaan, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengEklaim Departemen Pertahanan memiliki bukti bahwa para ilmuwan Wuhan jatuh sakit dengan gejala yang mirip dengan virus corona pada 2019.
Dia kemudian mendeklasifikasi intelijen yang juga mengeklaim laboratorium tersebut memiliki hubungan rahasia dengan militer China.
Beijing menyangkal kedua klaim tersebut, dan mengatakan wabah itu dimulai di komunitas Wuhan.
Kepresidenan Biden secara luas diharapkan untuk fokus pada upaya diplomasi, dalam upaya menstabilkan hubungan AS dengan kekuatan-kekuatan utama yang melemah selama tahun-tahun Trump.
Richard menulis dalam analisisnya bahwa China bisa menjadi "rekan strategis" AS.
Namun dia memperingatkan Beijing telah berinvestasi dalam sistem rudal hipersonik dan konvensional canggih, bersama dengan pembom jarak jauh berkemampuan nuklir.
"[Negara] kekuatan telah menimbun senjata nuklir dengan kecepatan yang bisa berlipat ganda [jika tidak tiga atau empat kali lipat] selama dekade berikutnya," klaim Richard, tanpa menyebut nama negara.
Antony Blinken, menteri luar negeri baru AS, mengumumkan minggu ini bahwa AS dan Rusia telah memperpanjang Perjanjian New START mereka.
Perjanjian itu, yang akan membatasi persenjataan nuklir antarbenua AS dan Rusia selama lima tahun, dikritik oleh pemerintahan Trump.
Tetapi Richard dilaporkan menulis di jurnal US Naval Institute Proceedings bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah memodernisasi kemampuan nuklir rezimnya, dan telah berinvestasi dalam senjata baru.
Menurut The Times, Richard memperingatkan investasi Kremlin termasuk pembom baru, rudal balistik antarbenua, rudal balistik yang diluncurkan kapal selam, dan kapal selam rudal balistik bertenaga nuklir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: