Bisnis ikan hias layaknya cupang dan guppy bisa mencetak keuntungan; khususnya selama pandemi COVID-19.
Salah satunya dirasakan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Anglas Bayu Rendra. Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keolahragaan (FKOR) UNS ini mampu meraih keuntungan dari bisnis ikan hias.
Pria yang kerap disapa Anglas ini telah memulai bisnis berupa pemberdayaan ikan guppy yang ia mulai semenjak tahun 2017 silam. “Jadi awal masuk kuliah masih iseng-iseng mencoba dan mulai merintis bisnis ini,” ujar Anglas dilansir dari keterangan resmi UNS, Sabtu (6/2/2021).
Baca Juga: Waduh! PayPal Bakal Gulung Bisnis Domestik di Negara Ini
Baca Juga: Minat Jual Gadget? Ini Tips Hapus Data Pribadi dari Gadget sebelum Dijual
Berawal dari hobinya untuk menekuni budidaya ikan guppy, ia meneruskan usaha tersebut hingga menjadi bisnis yang dikenal dengan nama Jet Guppy yang beromzet kotor Rp10 juta - Rp15 juta per bulan. Anglas mengaku, ia tertarik dengan ikan guppy karena tidak serepot mengurus anjing, kucing, maupun ayam yang menghasilkan banyak kotoran.
“Saya ingin memelihara ikan guppy yang tidak mengurus kotoran. Kan banyak banget kalau anjing, kucing, atau ayam yang mengurus kotoran. Kalau ikan, sekalian enak dilihat juga dan enggak ngurus kotoran banyak dan nilai jualnya tinggi,” kata Anglas.
Anglas mulai mengembangkan branding usaha ikan guppynya dengan cara mengikuti kontes ikan guppy. Ikan yang ia ikut sertakan dalam lomba harus memenuhi kriteria penilaian lomba. Biasanya, ikan yang dinilai baik adalah ikan yang berekor lebar dan coraknya menarik. Pria yang juga hobi bermain bulu tangkis ini, pernah ikut serta kontes ikan guppy di Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan Tegal.
Dalam kompetisi tersebut, ia pernah menyabet juara sebanyak 7 kali di tingkat nasional. Hebatnya, ia juga pernah menyabet juara runner up kelas juve pattern pada kompetisi ikan guppy berskala internasional bernama Swasti International Guppy Festival yang diselenggarakan di Plaza Ambarrukmo Mall Yogyakarta pada tahun 2019 lalu.
Pada masa pandemi Covid-19 seperti ini, Anglas mengaku penjualan ikan guppy miliknya meningkat. Ikan guppy yang dijual Anglas sudah berstandar kontes semua. Mulai tahun 2020 lalu, Anglas sudah memutuskan untuk fokus pada kualitas ikannya yang dibandrol dengan harga Rp100.000– Rp3 juta per pasang. Ia juga mengekspor ikan guppynya ke negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura. Biasanya, ia berkomunikasi dengan pembeli melalui aplikasi Facebook. Anglas mengaku, paling tidak ia bisa menjual sepasang ikan guppy ke luar negeri dengan harga minimal 50 USD.
Walau meraup banyak keuntungan, Anglas juga membeberkan bahwa terdapat hal tidak menyenangkan yang pernah ia alami selama menjalani bisnis seperti ikan yang baru ia beli mati atau pun terserang penyakit. Dalam mengurus bisnisnya, ia dibantu oleh satu teman fakultasnya untuk memberi makan ikan dan mencuci akuarium.
Kedepannya, Anglas mengaku ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang guru dengan segera mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya. Walaupun, bercita-cita menjadi guru, Anglas akan tetap menekuni bisnis ikan guppy miliknya.
Anglas berpesan kepada mahasiswa UNS yang hendak merintis usaha untuk terus bekerja keras dan pantang menyerah.
“Wirausaha itu kan harus kerja keras, harus kuat , dan pantang menyerah. Kalau masalah modal itu banyak orang memikirkannya, padahal, sebenarnya kita bisa usaha dengan modal orang lain seperti menjadi reseller,” pungkas Anglas.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: