Dibelain Ustad Ini, Katanya Abu Janda Jauh Lebih Terhormat Ketimbang Perampok Bansos
Pendakwah kondang asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan Ustad Das’ad Latif, mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai buah pemikiran Pegiat media sosial Permadi Arya atau Abu Janda.
Menurut dia, ulah Abu Janda dalam menebar kebencian hingga rasisme sangat berbahaya.
“Kalau kita benci orangnya, dipenjara, selesai. Tapi kalau pemikirannya berkembang, berbahaya karena dia (pemikiran Abu Janda) di medsos. Jika di kamarnya, tidak ada masalah. Tidak berpengaruh. Inikan dipublikasi,” katanya, dalam acara Karni Ilyas Club, Rabu (11/2/2021). Baca Juga: Pigai Bicara Rasisme Harus Dilawan dengan Akal Sehat, Sinyal Maafkan Abu Janda?
Namun, ia mengaku kagum dengan kejujuran Abu Janda. Hal ini terkait pengakuannya sebagai influencer bayaran untuk memenangkan Joko Widodo (Jokowi) dan KH. Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 lalu.
“Sejujurnya, saya senang satu dari Abu Janda. Dia jujur bahwa dibayar, dia sportif. Orang di kampung saya bilang ‘keras kehidupan’, dia cari nafkah, dia pakai akalnya seperti itu cari nafkah, dia sudah akui bahwa dibayar,” ujarnya. Baca Juga: Abu Janda dan Pigai Adem Ayem, Eh Haris KNPI Tetap Ngotot, Sampai Bawa-Bawa Masyarakat Papua
Menurut dia, kasus rasisme yang menjerat Abu Janda masih lebih terhormat ketimbang pejabat yang disanjung tapi menyalahgunakan bansos.
“Abu Janda masih jauh lebih terhormat daripada orang yang kita sanjung-sanjung sebagai pejabat tapi menyalahgunakan (dana) bansos. Parah, karena uang negara yang dicuri. Kalau Abu Janda dibayar oleh sponsor,” tuturnya.
Sementara itu, Abu Janda juga sempat dilaporkan ke polisi terkait dugaan ujaran kebencian terhadap tokoh Papua, Natalius Pigai. Dalam cuitanya, Abu Janda mempertanyakan apakah Natalius sudah berevolusi.
Abu Janda dianggap mengejek mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai dengan sebutan evolusi di akun Twitter miliknya. Isi cuitannya, yakni 'Kau @NataliusPigai2, apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belom kau?'
Terkait evolusi, Abu Janda membantah cuitannya itu artinya binatang seperti teori Darwin. Tafsiran tersebut dinilainya hanya dibuat oleh pihak tertentu. Dia menjelaskan, dengan merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa evolusi itu artinya berkembang.Baca Juga: Ini Dia Alasan Kenapa Polisi Tak Kabulkan Penangguhan Ust Maaher
Abu Janda menyampaikan evolusi itu sama sekali tidak bermaksud rasis. Sebab, dia tidak membawa embel-embel lain hanya kata evolusi saja. Maka dari itu, Abu Janda mempertanyakan di mana maksud rasisnya.
"Evolusi itu di KBBI artinya berkembang, evolusi itu berkembang, pikiran lo sudah berkembang belum? Akhlak lo sudah belum? Kan evolusi akhlak bisa, evolusi pikiran bisa," kata Abu Janda, Jumat, 29 Januari 2021.
Menurut Abu Janda, sebagai muslim ia tak percaya teori Darwin. Bagi dia, hanya orang Atheis yang percaya teori Darwin.
"Maaf, cuma orang Atheis yang percaya dengan teori Darwin. Jadi, kalau ada orang yang menuduh kata-kata evolusiku itu adalah teori Darwin berarti dia Atheis," sebut Abu Janda.
Sementara itu, pada pemeriksaan kasus dugaan menghina Islam Arogan, ia mengaku dirinya sudah mempersiapkan dengan segala kemungkinan yang akan dihadapinya, termasuk jika penyidik Bareskrim Polri memutuskan untuk melakukan penahanan kepada dirinya.
“Saya hari ini sudah bawa tas, isinya baju saya. Jadi, ya saya harus siap apapun yang terjadi. Saya siap apapun yang terjadi,” ujarnya kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan, Senin (1/2/2021) malam.
Namun, hasil pemeriksaan tersebut dirinya diperiksa dengan kapasitasnya sebagai saksi. “Saya sih mempersiapkan itu, cuma ternyata saya masih diperiksa sebagai saksi,” sambungnya.
Namun, ia memastikan bahwa pemeriksaan terhadap dirinya masih belum tuntas. “Masih ada pemeriksaan lanjutan hari Kamis (4/2/2021),” tuturnya.
Meski begitu, ia mengaku siap dengan segala konsekuensi. Ia juga membantah bahwa cuitan ‘Islam arogan’ sebagai penghinaan agama.
Tegasnya, cuitan itu dipotong dan diplintir sehingga mengesankan demikian. “Saya siap menjalani, saya siap bertanggung jawab. Meskipun itu menurut saya adalah kesalah pahaman tapi saya siap tanggung resikonya,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: