Melewati pekan II Februari-2021, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat sebesar 49,5 persen menjadi US$1.107,5 per MT (atau sekitar Rp15.505.000 per MT) dibandingkan periode yang sama secara y-o-y. Jika dibandingkan pekan lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 4,2 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.063 per MT (atau sekitar Rp14.882.000 per MT).
Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga rata-rata CPO tersebut berhasil mencetak harga tertinggi dibandingkan sebelum serangan masif Covid-19 di Indonesia. Tidak hanya itu, harga CPO saat ini juga membawa harapan baru untuk harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.
Baca Juga: Pekan I di Februari 2021, Harga CPO Tetap Bersemi
Kenaikan harga CPO juga ditopang oleh penguatan harga minyak mentah. Harga kontrak futures Brent kini sudah tembus ke level US$63/barel. Ini merupakan harga tertinggi sepanjang satu tahun terakhir. Komitmen para kartel yang tergabung dalam OPEC+ untuk menjaga defisit pasokan minyak membuat harga si emas hitam terkerek naik.
Harga minyak mentah dan minyak sawit berkorelasi, mengingat CPO merupakan salah satu bahan baku pembuatan biodiesel yang menjadi bahan bakar alternatif dari fossil fuel. Kenaikan harga minyak mentah ini menjadi sentimen positif untuk harga CPO.
Produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar dunia ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya karena curah hujan yang berlebihan. Untuk kasus Malaysia, kekurangan tenaga pekerja migran membuat kuotasi harga minyak sawit acuan internasional sempat naik ke level tertinggi dalam delapan setengah tahun.
Kenaikan harga minyak sawit juga memiliki hubungan linear dengan minyak nabati lain. Harga kedelai internasional naik selama delapan bulan berturut-turut, didorong oleh berkurangnya ketersediaan ekspor dan aksi mogok kerja berkepanjangan di Argentina. Sementara untuk minyak bunga matahari, harga yang terus meningkat karena berkurangnya panen biji bunga matahari tahun 2020/2021 secara tajam.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum