Properti Punya Multiflier Effect Jumbo
Senada dengan BI, Ketua Umum DPP Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) Endang Kawidjaja menilai, besarnya dampak ekonomi bila sektor properti bergeliat menjadi alasan pemerintah dan regulator rela mengguyur banyak stimulus di sektor ini. Ibaratnya, bila sektor properti bangkit maka diyakini aktivitas ekonomi pun menjadi semringah.
"Industri ini memiliki multiflier effect, REI sudah melakukam studi dengan UI bahwa terdapat 177 industri di belakang sektor properti ini. Itu kan cukup besar karena dibandingkan sektor tambang dan otomotif, jumlah industri yang terkait pembangunan perumahan jauh lebih. Jika stimulus diberikan Rp1 triliun dampaknya akan lebih besar diserahkan ke sektor perumahan di bandingkan sektor manufaktur dan otomotif," ungkap Endang kepada Warta Ekonomi.
Dirinya pun yakin dengan adanya vaksinasi dan stimulus yang diberikan pemerintah dan regulator, pertumbuhan properti akan positif dan penjualan properti khususnya KPR Subsidi bisa melonjak hingga 200 ribu unit di tahun ini. "Rumah yang di bawah 300 juta saya rasa akan tetap ada pasarnya. Tricle down effect itu ada dan yang paling bawah itu kan KPR Subsidi," ucap Endang.
Baca Juga: Survei BI: Penjualan Properti Triwulan IV Mulai Membaik
Dukungan pemerintah ke sektor properti ini tentu tak akan disia-siakan PT Bank Tabungan Negara (persero) Tbk atau BTN yang merajai pasar pembiayaan properti di Indonesia. Bank dengan kode saham BBTN ini juga optimistis bahwa sektor properti dapat menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional.
“Sektor properti menjadi salah satu sektor yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi yang saat ini sedang diupayakan Pemerintah, Bank BTN yang berada dalam ekosistem properti berkomitmen mendorong seluruh stakeholder untuk memanfaatkan momentum kebangkitan ekonomi,“ kata Plt Direktur Utama Bank BTN, Nixon LP Napitupulu.
Adapun pada tahun ini, BTN mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk menyalurkan dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) senilai Rp8,73 triliun.
"Dengan dana FLPP total sebesar Rp8,73 triliun kami akan menyalurkannya untuk pembiayaan 81.000 unit rumah subdidi pada tahun 2021," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman