Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perluasan Besar-besaran Fasilitas Nuklir Israel Terungkap, Peneliti: Itu Sudah Berjalan 2 Tahun

Perluasan Besar-besaran Fasilitas Nuklir Israel Terungkap, Peneliti: Itu Sudah Berjalan 2 Tahun Kredit Foto: Undark
Warta Ekonomi, Tel Aviv -

Israel sedang melakukan perluasan besar-besaran fasilitas nuklir Dimona di gurun Negev, tempat ia secara historis membuat bahan fisil untuk persenjataan nuklirnya .

Pekerjaan konstruksi terungkap dalam citra satelit baru yang diterbitkan pada hari Kamis oleh International Panel on Fissile Material (IPFM), sebuah kelompok ahli independen. Analisa citra satelit tersebut diterbitkan The Guardian, Jumat (19/2/2021).

Baca Juga: Israel Selangkah Lebih Dekat ke Bursa Sekuritas Digital

Area yang sedang dikerjakan berjarak beberapa ratus meter ke selatan dan barat reaktor berkubah dan titik pemrosesan ulang di Shimon Peres Negev Nuclear Research Center, dekat kota gurun Dimona.

Pavel Podvig, seorang peneliti pada program sains dan keamanan global di Princeton University, mengatakan: “Tampaknya pembangunannya dimulai cukup awal pada tahun 2019, atau akhir 2018, jadi sudah berlangsung selama sekitar dua tahun, tetapi hanya itu yang kami bisa katakan pada saat ini."

Kedutaan Israel di Washington tidak berkomentar tentang gambar baru satelit tersebut. Israel memiliki kebijakan ambiguitas yang disengaja pada persenjataan nuklirnya, yakni tidak membenarkan atau menyangkal keberadaannya.

Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan bahwa Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak, terbuat dari plutonium yang diproduksi di reaktor air berat Dimona.

Fasilitas nuklir tersebut dilaporkan telah digunakan oleh Israel untuk membuat replika sentrifugal uranium Iran untuk menguji worm komputer Stuxnet yang digunakan untuk menyabotase program pengayaan uranium Iran di Natanz. Tapi itu lebih dari 10 tahun yang lalu, jauh sebelum ekspansi saat ini dimulai.

Israel membangun reaktor Dimona pada 1950-an dengan bantuan ekstensif dan rahasia dari pemerintah Prancis. Pada akhir dekade, diperkirakan ada 2.500 warga Prancis yang tinggal di Dimona, yang memiliki lycées Prancis-nya sendiri, tetapi semuanya di bawah kedok penyangkalan resmi.

Menurut The Samson Option, yang ditulis oleh jurnalis investigasi Seymour Hersh, pekerja Prancis tidak diizinkan untuk menulis ke rumah secara langsung tetapi surat mereka dikirim melalui kotak pos palsu di Amerika Latin.

Peran Dimona dalam program senjata nuklir Israel pertama kali diungkapkan oleh mantan teknisi di situs tersebut, Mordechai Vanunu, yang menceritakan kisahnya kepada Sunday Timesdi Inggris pada tahun 1986.

Sebelum dipublikasikan, dia dibujuk dari Inggris ke Italia oleh seorang agen wanita Israel dan diculik oleh Mossad. Vanunu menghabiskan 18 tahun di penjara, 11 di antaranya di sel isolasi, karena mengungkap rahasia Dimona.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: