Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pentingnya Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik

Pentingnya Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik Kredit Foto: Dok. Panpel Webinar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era digital seperti saat ini, para guru dan murid dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, terutama di masa pandemi di mana kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah. Literasi digital antara tenaga pendidik dan anak didik harus dikembangkan, karena guru kini harus memiliki kemampuan menyajikan materi yang baru secara digital, agar peserta didik tidak cepat bosan. Baca Juga: Aplikasi Obrolan Suara Clubhouse Ternyata Belum Terdaftar di Kominfo, Akan Diblokir Jika...

Untuk meningkatkan pemahaman literasi digital bagi tenaga pendidik dan anak didik, Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama GNLD Siberkreasi, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan webinar bertema “Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital” yang ditayangkan secara virtual pada aplikasi Zoom dan kanal YouTube Siberkreasi, serta Kemkominfo TV, Sabtu (20/2/2021) kemarin.

Acara tersebut dihadiri oleh narasumber Nur Fitriana selaku Pengembang Teknologi Pembelajaran (PTP) Ahli Muda Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Eko Indrajit selaku Praktisi Literasi Digital, Mihram Rahman selaku Dosen dan Relawan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), dan Wahyu Aditra selaku Kreator Konten, serta dimoderatori oleh Devie Rahmawati dari Siberkreasi.

Pada sesi pertama, Nur Fitriana menjelaskan mengenai beberapa layanan penunjang literasi dan pembelajaran digital yang dimiliki dan diawasi oleh Kemendikbud seperti portal Rumah Belajar, Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia atau AKSI Sekolah, Setara Daring, SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah), dan TV Edukasi.

Nur berpendapat jika guru dan orang tua murid harus punya referensi konten-konten yang tepat untuk putra-putri dan siswa-siswinya, tanpa ada iklan-iklan yang tidak pantas untuk diakses oleh anak-anak. Menurutnya, literasi digital yang baik bukan berarti semua diserahkan kepada anak.

“Menjadi independent learner atau pembelajar mandiri itu penting, tetapi tidak serta merta kita biarkan begitu saja, tetap kita melakukan komunikasi, interaksi, attachment antara orang tua dan murid, itulah yang kita optimalkan. Jadi referensi-referensi inilah yang Kominfo dan Kemendikbud terus berupaya untuk memberikan layanan-layanan terbaik, khususnya di dunia pendidikan,” ujar Nur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: