Plt. Ketua umum Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat (FKPD-PD) Steven Rumangkang menegaskan gerakan pengambilalihan kepemimpinan (GPK) Partai Demokrat (PD) tidak sesuai dengan pemikiran para pendiri dan senior Partai Demokrat.
"Partai Demokrat partai yang dinamis. Banyak perbedaan pendapat yang terjadi. Tapi tidak terbayang bagaimana kemudian perbedaan pendapat internal ini dieksploitasi dengan berkonspirasi bersama pihak eksternal," kata Steven kepada wartawan.
Baca Juga: Kan Sudah Dipecat, Syarief Hasan: Jangan Gunakan Nama Demokrat Lagi!
Steven adalah salah satu dari 99 penandatangan deklarasi pendirian Partai Demokrat tahun 2001. Ia juga merupakan putra dari almarhum Vence Rumangkang, salah satu pendiri Partai Demokrat dan mantan Ketua Umum FKPD-PD.
"Perbedaan pendapat biasa terjadi dalam partai politik. Organisasi mana yang tidak mengalami? Tapi berkonspirasi dengan pihak eksternal untuk memenuhi ambisi politik pribadi, sungguh mengurangi marwah para pendiri dan deklarator Partai Demokrat," imbuhnya.
Steven mengomentari pernyataan Aswin Ali Nasution, ketua Umum Kader Muda Demokrat, yang mendesak pelaksanaan KLB dengan mengusulkan Kepala KSP Moeldoko untuk mengambil alih dengan alasan PD mengalami penurunan.
"Penurunan dari mana? Di Pilkada 2020 kita menang melampaui target, tren elektabilitas partai dan tokoh, termasuk elektabilitas Ketum terus naik," gugat Steven.
Baca Juga: Yang Dilihat Pengamat di Tengah Kemelut Demokrat: Akankah Muncul Matahari Kembar?
"Masak Ketum kita yang elektabilitasnya selalu tinggi mau digantikan oleh orang lain yang elektabilitasnya di bawah elektabilitas ketum AHY," katanya lagi.
Steven memastikan seluruh pendiri dan deklarator PD serta kader-kader senior tetap setia serta loyal terhadap Ketum AHY dan kepengurusan Partai Demokrat hasil Kongres V Partai Demokrat tahun 2020.
Ia tidak bisa menyembunyikan kekecewaaanya karena nama pendiri dan deklarator PD sempat dicatut namanya oleh orang-orang di balik gerakan pengambilalihan partai ini.
"Para pendiri dan deklarator Partai Demokrat dan senior partai solid. Mereka kecewa dengan para aktor GPK-PD dan lain-lain yang menikmati saat partai jaya, menghilang saat partai terpuruk, dan sekarang memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 untuk mengegolkan agenda sendiri, dengan mau dimanfaatkan oleh pihak eksternal," tandas Steven.
Karena itu, Steven mendukung langkah-langkah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono untuk bertindak cepat dan tegas mematahkan gerakan pengambilalihan ini, dengan mengonsolidasikan seluruh pengurus serta kader.
"Menurut saya, tindakan kader-kader yang kasak-kusuk hendak menyelenggarakan Kongres Luar Biasa, merupakan tindakan pelanggaran ART (Anggaran Rumah Tangga ) PD. BAB 7, Pasal 83," tegas Steven.
Baca Juga: Dijodohkan dengan Moeldoko, Reaksi Ibas Keras: Jangan Adu Saya-AHY!
Steven juga mendukung tindakan DPP PD memecat aktor GPK-PD. Sebelumnya, desakan pemecatan juga datang dari 34 Ketua DPD PD se-Indonesia serta organisasi-organisasi sayap Partai Demokrat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo