"Peristiwa kerumunan di NTT ini sebenarnya tidak separah kerumunan ketika Rizieq Shihab dijemput oleh pendukungnya di Bandara Soetta. Rizieq Shihab sempat berorasi dari atas mobil yang terbuka kapnya, tapi ternyata juga tidak diproses oleh kepolisian," tutur Inas.
Kendati demikian, dia berharap peristiwa seperti di NTT tidak terulang. Protokoler dan Paspampres perlu meninjau kembali SOP dalam mengatur kunjungan kerja presiden. "Karena kegiatan tersebut akan terus berkesinambungan," pungkas Inas.
Hal senada disampaikan sosiolog Universitas Nasional Sigit Rohadi. "Respons masyarakat terhadap presiden pasti antusias, apalagi di Indonesia Timur," ujar Sigit.
Sigit berpendapat ada kelemahan pengamanan di tingkat daerah sehingga warga bisa berkerumunan. Namun, dia menilai kerumunan di NTT dan kerumunan saat Habib Rizieq Shihab menikahkan anaknya berbeda.
"Karena presiden tidak aktif seperti mengundang atau sejenisnya tapi tetap saja menimbulkan sinisme sebagian masyarakat," kata Sigit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajria Anindya Utami