Produsen mobil listrik miliarder Elon Musk, Tesla memindahkan fokus produksi baterai lithium-ion menjadi katoda besi.
Mengapa? Karena makin tipisnya bahan baku produksi baterai lithium-ion berskala besar, nikel.
Dilansir dari carscoops, Minggu (28/2/2021), Tesla sudah sesuai dengan Standard Range Model 3 buatan China dengan baterai Lithium Iron Phosphate (LFP), yang diduga menjadi alasan mengapa harga Model 3 yang lebih murah dipangkas tahun lalu.
Baca Juga: Kalahkan China, Total Orang Super Kaya di Indonesia Akan Naik 67%!
Baca Juga: Berapa Total Suntikan Vaksin untuk Sektor Pariwisata? Ini Kata Menkes
Dalam akun Twitter pribadinya, CEO Tesla Elon Musk menyebut bahwa pergeseran model-lebar menuju baterai LFP sudah di depan mata. Permintaan nikel, serta sumber daya terbatas lainnya yang digunakan dalam produksi baterai, seperti kobalt, mulai melebihi pasokan.
Kedua logam tersebut sebagian bertanggung jawab atas harga EV yang lebih tinggi daripada rekan ICE mereka. Menurut Bloomberg, mereka menyumbang sekitar 30% dari harga Tesla. Kesulitan menambang logam semacam itu, termasuk ketidakstabilan geopolitik di wilayah tempat mereka ditambang, telah membuat Tesla menjajaki kemungkinan alternatif.
Menurut Reuters, dalam sebuah panggilan investor tahun lalu, Musk telah meminta perusahaan pertambangan nikel untuk meningkatkan produksi sambil menawarkan kontrak raksasa untuk jangka waktu yang lama untuk nikel yang ditambang dengan cara yang efisien dan sensitif terhadap lingkungan.
Tesla dipandang memiliki strategi agresif terhadap produksi baterai. Komponen penting lainnya dalam baterai modern adalah litium, yang akan terus dibutuhkan dalam baterai LFP bebas nikel.
Financial Times melaporkan bahwa tahun lalu, pada hari baterai jarak sosial Tesla, Musk mengumumkan rencana untuk masuk ke penambangan lithium. Ini dilihat oleh banyak orang sebagai langkah untuk mengguncang dua produsen lithium, Livent dan Albemarle, beraksi.
Tesla berencana untuk memproduksi 20 juta mobil per tahun pada tahun 2030, dan untuk melakukannya akan membutuhkan lebih banyak lithium daripada yang ditambang. Output (di luar China) tidak dipandang sebagai peningkatan ke tingkat yang akan memenuhi tuntutan Tesla.
Peralihan ke baterai LFP bebas nikel juga merupakan salah satu tulang punggung utama di balik teknologi baterai “jutaan mil” mereka. Kemajuan seperti itu, yang sudah dipatenkan oleh Tesla, akan meningkatkan jumlah siklus pelepasan muatan dari 1000-1500 menjadi sekitar 4000. Untuk mobil yang diisi ulang setiap minggu, itu bisa melihat potensi masa pakai baterai 75 tahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: