Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasrat Gila Pendukung Konspirasi Qanon, Berambisi Gulingkan Pemerintah Resmi Joe Biden

Hasrat Gila Pendukung Konspirasi Qanon, Berambisi Gulingkan Pemerintah Resmi Joe Biden Kredit Foto: Antara/REUTERS/Tom Brenner
Warta Ekonomi, Washington -

Pengikut teori konspirasi Qanon yang terkenal mendukung mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan berharap militer AS mengkudeta pemerintahan Presiden Joe Biden. Tujuannya agar Trump dapat kembali menjadi presiden.

Pada Minggu (28/2/2021), media Inggris Indy 100 dari Independent melaporkan dua pengikut Qanon yang diwawancara stasiun televisi CNN di sebuah kampanye Qanon/Trump di Florida mengungkapkan harapan mereka agar militer AS mengkudeta pemerintah seperti yang terjadi di Myanmar. Lalu Trump kembali menjadi presiden AS.

Baca Juga: Pelantikan Joe Biden Bikin Gatal Para Pendukung Konspirasi QAnon, Apa Penyebabnya?

Orang-orang yang berbicara dengan Donnie O'Sullivan dari CNN memuji kudeta militer Myanmar. Salah satu perempuan kembali mengungkapkan klaim palsu mengenai kecurangan pemilihan presiden bulan November lalu. Klaim yang selalu disebarkan oleh Trump.

"Semua hal ini dalangnya Biden, dia seperti presiden boneka, militer yang bertanggung jawab, akan menjadi seperti Myanmar, apa yang terjadi di Myanmar, militer melakukan penyelidikan mereka sendiri, di waktu yang tepat mereka memperbaiki republik dengan menjadikan Trump sebagai presiden," kata perempuan itu.

Seorang perempuan yang lain mengungkapkan pemikiran yang serupa. Ia berharap kudeta militer yang terjadi di Myanmar pada 1 Februari lalu juga terjadi di AS.

"Apa yang terjadi di Myanmar? Pemerintah mengambil alih dan mereka menggelar pemilu ulang, Anda tahu mengapa? Karena hasil pemilu kami dicuri!" kata perempuan tersebut.

Di acara tersebut O’Sullivan juga bertanya pada peserta kampanye mengenai pemberontakan ke Capitol Hill pada 6 Januari lalu. Banyak dari mereka yang menyangkal peristiwa tersebut dan menyalahkan sayap kiri dan komunis. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: