Mantan petinggi Partai Demokrat (PD), Gede Pasek Suardika, berkisah tentang sejarah Kongres Luar Biasa (KLB) pada Maret 2013 di Bali melalui akun twitter pribadinya, @G_paseksuardika, Minggu (28/2/2021).
Pasek mengaku awalnya enggan berbicara tentang hiruk pikuk yang dialami bekas partainya itu, tapi Pasek merasa didesak untuk bercerita. Pasek menceritakan awal mula terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum PD dalam KLB yang berlangsung 30-31 Maret. Hingga akhirnya, SBY setelah terpilih secara aklamasi meminta kepada Pasek agar Anas Urbaningrum menyetorkan nama-nama dari kubu Anas.
Baca Juga: Siapa Bilang Tak Ada Keringat SBY? Demokrat: Manipulasi Sejarah...
Alhasil, Pasek mengatakan, nama-nama disetorkan, tapi tak diakomodasi dalam kepengurusan. Padahal, Anas dan dirinyalah yang mengusulkan agar SBY menjadi ketum atas dasar untuk menyelamatkan partai dan memahami kader-kader partai yang ingin menjadi caleg.
"Di situ saya baru paham ternyata gentlement aggreement sulit bisa dilakukan walaupun dengan figur yang begitu hebat jika memang sudah tidak ada komitmen. Alkisah semua teman2 AU (Anas Urbaningrum) hilang dari struktur DPP. Kuku Cikeas kuat karena pertama kali Bapak-anak jadi Ketum dan Sekjen (SBY dan Edhie Bhaskoro Yudhoyono)," ucapnya.
Pasek mengatakan, sebenarnya masih ada sisi lain soal komitmen yang teringkari dari kisah KLB tersebut. Padahal jika mau, AU sangat bisa memainkan kartu truf, tetapi demi kekompakan malah semua temannya tersapu habis. "Ternyata yang diperjuangkan jauh penampilan dengan isi dalamnya," kata Pasek dengan tagar #bukanmerpati.
Mantan Wakil Rakyat itu mengaku apa yang diceritakan adalah sekelumit sejarah masa lalu dan bicara fakta soal KLB 2013 lalu. Adapun soal janji-janji yang diingkari sudah dikubur lama. Namun demikian, apa yang diceritakan itu sebagai sebuah pelajaran politik dan semoga ini bermanfaat. "Dan saya hanya bicara KLB masa itu bukan dan tidak ada urusan dengan KLB masa kini," ucapnya.
Pasek menegaskan, dirinya tidak mau ikut campur KLB kali ini karena memang tidak ada urusan, dan tidak ada kepentingan. "Saya hanya berbagi cerita agar yg merasakan angin sorga jangan menganggap diajak ke sorga. Sebab kecewanya...itu bisa buat..... Sakitnya tu disini..!#bukanmerpati," sindir Pasek.
"Bagi yang jadi die hard hari ini, silakan belajar dari bang @ruhutsitompul yang pada akhirnya kabur juga.... #bukanmerpati," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum