Dodo berharap melalui pelatihan ini warga disabilitas menjadi pribadi yang mandiri dan selalu semangat serta memiliki motivasi yang lebih. "Jadi tidak menjadi beban untuk keluarga dan orang lain," ujarnya
Saat ini, lanjut Dodo warga disabilitas masih terkesan menjadi objek pemberian bantuan.
"Jadi bagaimana kita bisa memberikan akses supaya mereka lebih maju. Kita harus mendorong, memberi dukungan agar penyandang disabilitas bisa lebih baik lagi," katanya.
Adapun, Kepala UPTD Panti Sosial Penyandang Disabilitas Mental, Sensorik Netra, Rungu Wicara, Tubuh Dinas Sosial Jawa Barat, Ferrus Syamach menyebutkan warga disabilitas dinilai produktif. Mereka bisa memproduksi 20-30 batik per hari.
Dia berharap adanya pihak-pihak yang mau menyerap hasil karya warga disabilitas. Bahkan, menurutnya tidak berlebihan jika setiap pegawai negara seperti ASN membeli produk mereka sebagai bentuk keberpihakan.
"Untuk menolong disabilitas, mereka juga punya hak. Bukan untuk mematikan UMKM lain," ujarnya.
Ferrus menambahkan, warga disabilitas lebih cocok diberi pelatihan keterampilan dibanding dipekerjakan. Dengan harapan, kelak mereka akan menjalankan usahanya sendiri sehingga memiliki kemandirian ekonomi.
Pasalnya, menurut Ferrus warga berkebutuhan khusus ini tidak pernah bertahan lama jika menjadi pekerja.
"Dengan berwirausaha, kami berharap bisa bertahan lama," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: