Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erick Thohir: BUMN yang Pendapatannya di Bawah Rp50 Miliar Diswastanisasi Saja

Erick Thohir: BUMN yang Pendapatannya di Bawah Rp50 Miliar Diswastanisasi Saja Kredit Foto: Instagram
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mempertimbangkan untuk mengubah status BUMN beromzet di bawah Rp50 miliar menjadi perusahaan swasta. Hal ini akan dibicarakan bersama dengan DPR dan Badan Pengawas Keuangan (BPK).

"Kita di BUMN juga sedang memikirkan, tapi mesti duduk juga dengan DPR, BPK. Nah apa? BUMN yang revenue-nya Rp50 miliar di bawah, diswastanisasi saja. Karena itu sudah ada market yang jelas, nilai yang transaksi yang jelas," kata Erick dalam Forum Bisnis Rakernas HIPMI 2021, Jumat (5/3/2021).

Baca Juga: Holding BUMN Baterai Listrik Butuh Investasi hingga Rp 242,380 Triliun

Mantan bos Inter Milan itu mengatakan bahwa dengan status pasar dan transaksinya yang sudah jelas maka privatisasi BUMN tinggal membutuhkan payung hukum saja. BUMN sebaiknya bermain dengan pasar besar agar bisa menjadi garda terdepan bersaing dengan perusahaan asing.

"Tinggal secara segi hukumnya ini penting payung hukumnya, jangan sampai nanti dengan kita privatisasi atau swastanisasi BUMN kecil, toh BUMN ngapain main yang kecil-kecil, mendingan yang gede-gede, puluhan triliun. Nah, kita nanti bisa jadi garda depan bersaing dengan asing," katanya.

Erick mencontohkan sektor perbankan dalam negeri yang memiliki kinerja kuat, baik dari bank BUMN, swasta, hingga asing. Kendati, supaya bank BUMN bisa bersaing di pasar terbuka maka model bisnisnya harus diubah.

"Di perbankan misalnya, ada bank asing dan swasta. BUMN-nya oke, Mandiri oke, BNI oke, BTN oke, tapi kita ubah juga business model-nya supaya bisa bersaing di market terbuka," kata Erick.

Baca Juga: Ini Kata Wakil Menteri BUMN jika Ekonomi Ingin Pulih di 2021

"Jadi BUMN besar ini friendly ke market, tapi jadi pagar melawan perusahaan asing, bukannya kita anti-asing. Kita harus jadi ekosistem saling menguntungkan," tambahnnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: