Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Gerah dengan Tirani SBY, Prajurit Moeldoko Buka-bukaan Borok Demokrat Kubu AHY, Gak Kebayang!

Sudah Gerah dengan Tirani SBY, Prajurit Moeldoko Buka-bukaan Borok Demokrat Kubu AHY, Gak Kebayang! Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Kisruh Partai Demokrat berlanjut dengan manuver kepengurusan hasil Kongres Luar Biasa (KLB) di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sekretaris Jenderal DPP Demokrat versi KLB Sibolangit, Jhoni Allen menjelaskan kemunculan nama Moeldoko.

Menurut dia, Kepala Staf Kepresidenan itu diminta kader Demokrat untuk jadi ketua umum. Harapannya, eks Panglima TNI itu mampu menghilangkan tirani dan politik dinasti yang dibangun Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Untuk menghancurkan tirani dan politik dinasti SBY yang melanggar aturan etika dan hukum. Maka KLB Deli Serdang meminta dan meminang Jenderal (Purn) DR Haji Moeldoko memimpin perjuangan sebagai Ketua Umum Demokrat yang demokratis, terbuka, modern, akuntabel dan bermartabat," ujar Jhoni saat menyampaikan keterangan pers di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 11 Maret 2021.

Baca Juga: Partai Demokrat 'Moeldoko' Serius Mau Bungkus Pangeran Cikeas? Kok Belum Daftar...

Jhoni mengatakan Moeldoko diminta kader Demokrat untuk memimpin partai berlambang mercy itu agar bisa menyatukan seluruh elemen partai. Hal ini mulai dari pendiri, senior dan kader di seluruh tanah air.

"Menjemput semua yang tertinggal dan mengumpulkan semua yang berserak, adalah landasan Ketua Umum Moeldoko ketika menyetujui permintaan kader pada Jumat 5 Maret 2021. Dengan catatan dari Ketua Umum Moeldoko yaitu KLB adalah sah dan konstitusional," jelas Jhoni.

Dia menekankan, KLB sebagai ajang terbaik untuk membebaskan DPD, DPC, anggota fraksi dan kader dari beban selama dinasti Cikeas memimpin partai. Ia menyinggung beban salah satunya karena wajib iuran bagi kader terutama pengurus daerah.

"Semestinya, DPP harus memberi bantuan berbagai keperluan kepada DPD dan DPC dalam berkonsolidasi bukan memberatkan. Seperti kewajiban iuran, memangkas wewenang mereka sebagai pemimpin di tingkat DPD dan DPC," lanjut Jhoni.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: