Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi PKS : Moderasi Islam Faktor Penting Kebangsaan
Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 ini mengkritisi penggunaan istilah moderasi Islam sebagai alat menghadapi kelompok yang berbeda.
"Moderasi Islam sebagai lawan dari intoleransi, radikalisasi dan ekstrimitas telah dijadikan sebagai alat pemukul oleh kelompok yg berkuasa untuk memukul lawan lawan politik yg sesungguhnya ingin melakukan perbaikan," ungkapnya.
Untuk itu, Din menyarankan agar prinsip-prinsip wasatiyah Islam terus dijalankan dan dilaksanakan secara konsekuen termasuk dalam bentuk kritik dan perbaikan kepada pemerintah dan dirinya mengapresiasi posisi PKS sebagai oposisi loyal.
"Saya senang, PKS menyatakan diri sebagai kekuatan oposisi, oposisi loyal. Loyal kepada negara yg dibentuk besama-sama, dimana jasa umat Islam sangat real dan signifikan, loyal kepada pemerintah yang dipilih hasil pemilu demokrasi berdasarkan konstitusi, namun kita kritis terhadap penyimpangan kelompok yang sedang berkuasa memimpin negeri," tegas Din.
Wasatiyah Islam sendiri menurut Din telah bersenyawa dalam kebangsaan Indonesia dalam bentuk Pancasila. Kita semua bertanggung jawab menjaga Pancasila dari perilaku kelompok yang tidak pancasilais.
Azyumardi Azra dalam paparannya menegaskan dan mengkonfirmasi keberadaan Islam sebagai faktor utama kebangsaan Indonesia. Indonesia menjadi negara modern karena wasatiyah Islam, dan tidak mungkin menjadi Indonesia seperti sekarang jika kaum muslimnya bukan "ummatan wasatho". Islam juga tidak ada masalah dengan demokrasi di Indonesia, artinya kompatibel.
"Jadi islam wasatiyah di Indonesia bukan lagi konsep, melainkan praktek sejak dulu. Islam lah yang menyatukan Indonesia. Sehingga Islam jelas menjadi berkah bagi Indonesia. Jika di Barat ada tesis yang mengatakan Barat besar karena etos/etika protestan, maka di kita Indonesia besar karena Islamic ethos. Dan kita sama-sama buktikan tesis ini," tegasnya.
Mantan Rektor UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta ini mengatakan umat Islam danĀ keberagamaan Islam Indonesia mengalami perkembangan pesat dan akan mengalami apa yang disebut sebagai "moslem bonus demography".
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: