Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Sohibul Iman mengatakan, meskipun kekuasaan didapat secara demokratis, tapi kekuasaan selalu mengundang semut dengan beragam karakternya.
Hal ini dikatakan Sohibul Iman di akun Twitternya, @msi_sohibuliman, Minggu (14/3/2021). "Ada yang baik-baik saja, tapi banyak juga penjilat n ABS (Asal Bapak Senang). Di situlah secara perlahan suasana feodal tumbuh. Ini menggoda penguasa demokratis (n populis?) untuk menikmati feodalisme," kata Sohibul Iman.
Menurut Sohibul. kekuasaan akan menggoda siapa pun yang berkuasa, untuk terus mempertahankan kekuasaannya. Sehingga, akan memunculkan pemikiran untuk mencapai kekuasaan selanjutnya.
Baca Juga: Jokowi Ogah Bertahta 3 Periode? Tapi Spekulasi Amendemen UUD 1945 Berkembang Liar
"Makin lama dalam kekuasaan, makin besar godaan untuk menikmati feodalisme. Bahkan dorongan keluarga n ambisi pribadi juga menguatkan kehidupan feodalisme. Pada titik tertentu suasana feodal akan memunculkan logika untuk berkuasa selamanya, jika perlu turun temurun sekian generasi," tutupnya.
Sebelumnya, politikus Senior Amien Rais melalui akun Instagramnya mengunggah sebuah cuplikan video. Di dalam cuplikan video tersebut Amien mengatakan bahwa saat ini Indonesia sudah pada tahapan sekarang atau tidak sama sekali.
Secara khusus Amien menyinggung adanya upaya rezim saat ini atau masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencoba memaksakan pasal agar dapat dipilih sebanyak tiga kali. Seperti diketahui di dalam konstitusi Indonesia yakni UUD 1945 , presiden hanya dapat dipilih maksimal sebanyak dua kali.
"Sekarang kita ini semua sudah pada tahapan Its now or never. Tomorow will be too late. Akankan kita biarkan plotting rezim sekarang ini akan memaksa masuknya pasal supaya bisa dipilih ketiga kalinya itu," ujarnya dikutip dari cuplikan video pada akun @amienraisofficial, Sabtu (13/3/2021).
Baca Juga: Demokrat Kubu Moeldoko Ditolak Polda Metro, Kubu AHY di Atas Angin: Mereka Serampangan
Dia bahkan juga menyebut bahwa rezim saat ini berupaya mengubur demokrasi Indonesia. "Bahwa rezim itu sesungguhnya sedang mengarah kepada penguburan demokrasi kita," lanjutnya.
Sementara itu pada caption atau keterangan dalam cuplikan tersebut bahw Indonesia saat ini akan mengulang peristiwa 23 tahun lalu. Jika menengok ke belakang 23 tahun lalu merupakan momen reformasi.
"It's now or never! Sejarah mengulang dengan sendirinya. Seperti 23 tahun yang lalu, Indonesia kini mengalami situasi yang mirip saat itu. Akankah kita diam saja melihat kezaliman? Atau akankah kita bergerak dan menyuarakan kebenaran?” demikian bunyi keterangan pada cuplikan video tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti