Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masuki Musim Kemarau, Gapki Sumsel Perkuat Upaya Pencegahan Karhutla

Masuki Musim Kemarau, Gapki Sumsel Perkuat Upaya Pencegahan Karhutla Satgas Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari Dinas Kehutanan Kalsel menggunakan alat suntik gambut (Sunbut) saat berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di kawasan Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sabtu (14/9/2019). Berdasarkan pantauan satelit milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada Sabtu (14/9/2019) terdapat 2.720 titik api di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia. | Kredit Foto: Antara/Bayu Pratama S
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gapki Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) memperkuat upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjelang musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada pertengahan Mei 2021. Terkait hal ini, Ketua Gapki Sumsel, Alex Sugiarto, mengatakan, "Perusahaan-perusahaan membenahi kembali tata air dan canal blocking-nya sehingga saat musim kemarau ada cadangan air."

Selain itu, dijelaskan Alex, pihaknya sudah meningkatkan frekuensi patroli dari regu pemadam, terutama di wilayah yang rawan kebakaran. Setiap regu harus menjalankan SOP, seperti memiliki daftar piket dan struktur organisasi, sehingga ketika terjadi karhutla dapat mengambil langkah-langkah taktis.

Baca Juga: Kemen-LHK Siap Lakukan Modifikasi Cuaca Atasi Karhutla

Regu tersebut juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan kepada aparat hukum setempat apabila terjadi karhutla, meskipun api belum masuk areal konsesi, serta tanggap membantu memadamkan. Selain itu, perusahaan juga diwajibkan mengaktifkan kelompok tani peduli api, masyarakat, dan desa peduli api, sebagai langkah antisipasi karhutla.

"Gapki menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kebakaran yang lebih ditekankan pada pencegahan," ujar Alex. Gapki juga memastikan kelengkapan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan dan kebun sesuai dengan Permentan Nomor 5 tahun 2018 serta memastikan sarana prasarana telah diperiksa dan siap pakai.

BPBD Sumsel mencatat, pada akhir tahun 2020 terjadi penurunan hot spot dibanding tahun sebelumnya, yakni hanya terdapat 4.536 titik api. Sementara, pada tahun 2019 sebanyak 17.361 titik api, sedangkan total luas kebakaran pada tahun 2020 946,33 hektare. 

Untuk memaksimalkan upaya pencegahan karhutla pada 2021 ini, Pemprov Sumsel menetapkan status siaga darurat karhutla pada Maret 2021 atau lebih awal dibandingkan tahun lalu untuk memaksimalkan mitigasi. Status siaga darurat karhutla biasanya mulai berlaku pada April. Namun, tahun 2021 dilakukan lebih cepat lantaran BMKG memperkirakan musim kemarau sudah terjadi di wilayah Sumsel sejak 1 Maret.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: