Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dua Peneliti Australia sebut Demokrat Tinggal Tunggu Waktu Amblasnya jika Moeldoko yang Memimpin

Dua Peneliti Australia sebut Demokrat Tinggal Tunggu Waktu Amblasnya jika Moeldoko yang Memimpin Kredit Foto: Antara/Endi Ahmad
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesianis dari Australia National University (ANU)Marcus Meitzner menilai Partai Demokrat dipilih karena faktor ketokohan yaitu Susilo Bambang Yudhoyono dan Agus Harimurti Yudhoyono.

"Jika mereka tidak ada, partai ini kehilangan daya tarik utamanya,” kata Meitzner dalam webinar yang diselenggarakan Pusat Studi Ilmu Kemasyarakatan Universitas Parahyangan (12/3).

Dia menilai KLB ilegal yang dipimpin oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko akan menghancurkan Partai Demokrat dalam Pemilu kelak.

"Jika kepemimpinan Partai Demokrat diambil-alih Moeldoko, saya yakin elektabilitas Partai Demokrat akan terjun bebas menjadi 1-2 persen saja dan tidak akan lolos ambang batas parlemen pada pemilu 2024,” kata Meitzner.

Sementara, ahli kajian Indonesia dari Universitas Sydney Thomas Power menilai hal yang sama, Demokrat tinggal tunggu kehancurannya jika bukan SBY-AHY yang memegang kendali partai tiga berlian tersebut.

"Bagaimana mungkin AHY yang elektabilitasnya 7-8 persen, digantikan oleh orang yang elektabilitasnya nol persen?” tanya Thomas, Jadi, upaya kudeta ini tak bisa lain hanya bisa dibaca sebagai upaya menghancurkan Partai Demokrat”.

Thomas berspekulasi bahwa boleh jadi ini bagian dari upaya memuluskan rencana masa jabatan presiden tiga periode.

Kedua pengamat Indonesia ini secara terbuka mengaku tidak faham mengapa Presiden Jokowi tidak menyampaikan pernyataan atau melakukan tindakan atas upaya Kepala KSP Moeldoko mencaplok Partai Demokrat ini.

Mereka tidak yakin Presiden tidak tahu mengingat posisi Kepala Staf Kantor Presiden atau di luar negeri biasa disebut sebagai Chief of Staff, pada dasarnya melekat pada Presiden. Pada pemerintahan-pemerintahan demokratis lainnya, tindakan seperti ini biasanya berujung pada pengunduran diri atau pemberhentian dari jabatan.

Tapi mereka sepakat upaya pencaplokan partai ini menambah kuat sinyal memburuknya kualitas demokrasi di Indonesia, yang sudah dilontarkan banyak pengamat dan lembaga internasional dalam beberapa tahun terakhir ini. Webinar ini bertajuk Kudeta Demokrat: Otoritarianisme Pemerintah? Selain Meitzner dan Power, Khoirunnisa Agustyati dari Perludem juga menjadi pembicara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: