Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas Tergesa-gesa soal Nuklir, Khamenei: Sanksi Menjadi Pelajaran

Awas Tergesa-gesa soal Nuklir, Khamenei: Sanksi Menjadi Pelajaran Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Teheran -

Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, mengumumkan Iran tidak terburu-buru untuk kembali ke kewajibannya di bawah perjanjian nuklir Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA). Teheran siap menunggu sampai Washington mencabut sanksi ilegalnya, Minggu (21/3/2021).

"AS harus mencabut semua sanksi terlebih dahulu dan kemudian kami akan memverifikasi ini, dan jika mereka benar-benar dicabut, kami akan kembali ke komitmen JCPOA tanpa masalah," kata Khamenei dalam sambutan acara Tahun Baru Iran.

Baca Juga: Soal Kebijakan Iran, Biden Sehati dengan Trump

Dikutip dari Sputniknews, Khamenei menekankan, Iran tidak terburu-buru untuk kembali ke kesepakatan yang mengharuskan mematuhi semua komitmen sementara penandatangan lainnya tidak.

Dia menambahkan bahwa bila kesepakatan nuklir direvisi, maka dapat diterima jika itu melayani kepentingan Iran, bukan kepentingan Amerika Serikat (AS).

"Orang bodoh sebelumnya [presiden AS] telah merancang kebijakan 'tekanan maksimum' untuk menyudutkan Iran dan membawa Iran ke meja perundingan dan memaksakan tuntutan arogannya pada Iran yang lemah. Namun, dia menghilang sedemikian rupa sehingga baik dirinya maupun negaranya dipermalukan sementara Iran berdiri teguh dan bangga," kata Khamenei, mengacu pada Donald Trump.

Khamenei memperingatkan bahwa jika pemerintah saat ini juga ingin mengejar kebijakan tekanan maksimum, maka akan gagal dan menghilang dari panggung politik. 

"Kami tidak dapat mempercayai janji-janji AS. Kami tidak terburu-buru. Ya, kami juga percaya bahwa peluang harus dimanfaatkan, tetapi kami tidak akan terburu-buru, karena dalam beberapa kasus risikonya lebih besar daripada manfaatnya. Kami bertindak tergesa-gesa (bergabung) dengan JCPOA," katanya.

Khamenei pun memuji bangsa Iran karena menahan pukulan dari sanksi AS yang dinilai sebagai kejahatan. Sanksi tersebut dinilai mencegah impor obat-obatan, persediaan, dan makanan selama pandemi.

"Meskipun sanksi ekonomi AS adalah kejahatan terhadap bangsa Iran, itu menyebabkan Iran mengurangi ketergantungan pada negara lain. Sanksi menjadi pelajaran bagi kami karena mendorong kami untuk menemukan cara untuk menggagalkan dampak larangan ekonomi," kata Khamenei.

Pemimpin tertinggi itu juga mendorong pejabat lain untuk tidak mengaitkan upaya untuk menangani masalah ekonomi Teheran dengan pencabutan pembatasan. Pola pikir itu dinilai akan membuat Iran bergantung menunggu keputusan yang akan dibuat oleh orang lain.

"Iran harus menganggap bahwa sanksi akan tetap diberlakukan, dan merencanakan ekonomi negara atas dasar bahwa sanksi akan tetap berlaku," ujar Khamenei. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: