Deforestasi merupakan proses normal karena menjadi bagian dari proses pembangunan di setiap negara. Meskipun demikian, Indonesia bukanlah pelaku deforestasi terbesar di dunia.
Mengutip laman gapki.id, hasil studi Matthew (1983) menemukan, pada awal pembangunan di negara-negara subtropis seperti kawasan Eropa dan Amerika Utara telah melakukan deforestasi seluas 653 juta hektar sebelum tahun 1980.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19, Sawit Mampu Bangkitkan Ekonomi
Melansir data dari Global Change, daratan Eropa telah mengalami deforestasi sebelum tahun 1500-an, deforestasi di Amerika Serikat berlangsung dalam kurun waktu 1620-1920. Sementara pada periode yang sama, negara-negara yang berada di kawasan tropis hanya melakukan deforestasi 48 juta hektar, karena pembangunan dan jumlah penduduk masih relatif rendah. Namun sejak tahun 1980-an, ketika negara-negara tropis dan negara lainnya sedang melaksanakan pembangunan dan menghadapi pertumbuhan penduduk, deforestasi makin meningkat.
Mendukung hal ini, laporan European Commission menemukan, dalam periode 1990 – 2008, deforestasi global telah mencapai 239 juta hektar. Deforestasi tersebut sekitar 33 persen terjadi di Amerika Selatan dan di sekitar 31 persen terjadi di Afrika.
Sementara di Asia Tenggara, yang mana Indonesia berada, deforestasi terjadi sekitar 19 persen. Dari data-data tersebut diketahui, luas deforestasi di kawasan Amerika Utara dan Eropa (sebelum 1980) dan di negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil dan Argentina (1980 – 2008) masih jauh lebih besar dibandingkan deforestasi di Asia Tenggara, apalagi di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: