Ketua Departemen Komunikasi dan Informasi Partai Demokrat (PD) versi Kongres Luar Biasa (KLB), Saiful Huda Ems sempat melontarkan alasan kenapa Marzuki Alie yang menjabat Ketua Dewan Pembina PD kubu Moeldoko mencabut gugatan 'pemecatan' dari keanggotaan partai yang dilakukan kepengurusan PD Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Saiful membeberkan sejumlah alasan itu antara lain karena adanya KLB di Sibolangit yang diklaim telah mendemisioner AHY sebagai Ketum partai dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai, sehingga tak ada urgensinya melanjutkan gugatan itu. Alasan lain, Saiful menganggap, kader partai tak ingin dipimpin oleh 'pelarian mayor'.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP PD kubu AHY, Herzaky Mahendra Putra mempertanyakan latarbelakang Saiful. Karena yang bersangkutan disebutnya dalam sebulan terakhir sebagai pengamat politik.
Baca Juga: Max Sopacua Celetuk: Kasus Wisma Atlet Cikal Bakal Runtuhnya Elektabilitas Partai Demokrat
"Lalu, di kesempatan lain praktisi hukum. Komentarnya selalu mendukung Moeldoko, dan kerjanya menyerang kami. Sekarang, ketahuan belangnya, Saiful ini jadi salah satu Kepala Departemen di parpol ilegal pimpinan Moeldoko," ujarnya saat dihubungi, Kamis (25/3/2021).
Herzaky mengingatkan, jika memang bukan yang bisa dipegang obyektifitasnya, dan dapat dipercaya kredibilitasnya, maka jangan 'ngaku-ngaku' pakar dan pura-pura netral.
"Bilang saja sejak awal pendukung Moeldoko dan GPK-PD. Kalau intelektual, biasanya berbicara atas dasar kajian akademis, bukan asal pesanan atau selera pimpinan," ujarnya.
"Sekarang, pakai klaim-klaim banyak pengamat politik profesional yang mendukung Moeldoko. Mana ada? Paling kayak Saiful Huda inilah. Ngaku-ngaku pakar, pura-pura netral, tapi pendukung Moeldoko sejak awal," sambung pria yang akrab disapa Zaky itu.
Lebih lanjut Zaky mengatakan, sudah jelas sejak awal gugatan yang dilayangkan Marzuki Alie dkk lemah dan tak berdasar. Sehingga, ketika melakukan gugatan berarti sama saja mengakui kepemimpinan AHY.
"Lah, telat mikir banget ini mereka. Berminggu-minggu baru sadar gugatannya lemah syahwat. Nafsunya menggebu-gebu, tapi tenaga dan isinya tidak ada," ketus Zaky.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti