Menakar Potensi Fintech Pembiayaan Pendidikan, Pintek: Kuenya Masih Sangat Besar!
Keberadaan layanan jasa keuangan berbasis teknologi atau lebih dikenal financial technology (fintech) semakin menjamur di Indonesia. Terlebih lagi, fintech hadir sebagai alternatif pembiayaan cepat bagi masyarakat. Seiring perkembangannya, fintech menyasar beragam sektor, tak terkecuali sektor pendidikan.
PT Pinduit Teknologi Indonesia (Pintek) merupakan salah satu pemain utama penyedia jasa pembiayaan sektor pendidikan. Berdiri sejak tahun 2018, Pintek telah menyalurkan pembiayaan ke hampir 3.000 peminjam yang tersebar di 26 provinsi dan bekerja sama dengan 180 institusi pendidikan. Baca Juga: Perusahaan Raksasa Sekelas Xiaomi Garap Mobil Listrik, Harga Sahamnya Meroket!
Co-Founder dan Presiden Direktur Pintek, Tommy Yuwono, mengungkapkan bahwa Pintek hadir untuk memberikan pendanaan khusus sektor pendidikan, sektor yang menurutnya masih belum terjamah secara maksimal oleh perusahaan pembiayaan konvensional. Padahal, kebutuhan pembiayaan bagi sektor pendidikan terbilang besar ditambah lagi dengan demografi masyarakat saat ini yang didmoniasi oleh usia muda. Hal inilah yang kemudian menciptakan celah besar sehingga berusaha untuk diisi oleh Pintek. Baca Juga: Ada Gula Ada Semut, Duit Belasan Triliun Rupiah Bikin Investor BRI Berebut!
“Jadi itu adalah peluang yang kita lihat, di mana demografi Indonesia yang akan membutuhkan penambahan skill ini dengan biaya mahal, namun akses pendanaannya itu sangat rendah. Nah, gap ini kita anggap sebagai peluang pinjaman khsusus untuk sektor pendidikan di Indonesia,” pungkas Tommy dalam wawancara khusus bersama Warta Ekonomi, Jumat, 26 Maret 2021.
Ia menambahkan, pembiayaan khusus sektor pendidikan terbilang masih baru di Indonesia. Meskipun begitu, ada potensi yang besar bagi pembiayaan sektor pendidikan, mengingat sektor tersebut masih akan terus bertumbuh untuk ke depannya. Tommy menyebut, pendanaan konvensional hanya menyentuh 0,01% dari kebutuhan pendanaan sektor pendidikan. Padahal, kebutuhan market nilainya mencapai US$11,6 miliar.
Pintek sendiri mengakui bahwa pihaknya masih menyentuh pembiayaan sektor pendidikan dengan porsi yang tidak terlalu besar. Oleh karena itu, Tommy menilai akan lebih baik jika semakin banyak pihak yang turut masuk menjadi penyedia pembiayaan sektor pendidikan.
“Pendidikan ini kan kebutuhan banyak orang, justru menurut kami semakin banyak yang bisa memberikan akses (pembiayaan pendidikan) yang lebih baik. Justru kami juga semakin terpacu memberikan pelayanan yang lebih baik. Artinya monggo, kuenya masih sangat besar, kebutuhannya juga sangat besar, ayo kita sama-sama memberikan fasilitas ini untuk memajukan pendidikan di Indonesia,” sambungnya lagi.
Sebagai informasi, Pintek memiliki dua program pembiayaan, yakni Pintek Student dan Pintek Institusi. Pintek Student menyasar kepada siswa dan orang tua siswa yang membutuhkan pendanaan pendidikan, sedangkan Pintek Institusi menyasar ke sekolah, lembaga kursus dan pelatihan, serta perusahaan yang menjadi supplier barang-barang pendidikan.
Pada awal Pintek berdiri, pembiayaan didominasi oleh Pintek Student dengan porsi 70%, sedangkan Pintek Institusi mencapai 30%. Sementara itu, pada saat pandemi seperti ini kebutuhan Pintek Institusi justru mempimpin dengan porsi 60% dan Pintek Student sebesar 40%.
“Semenjak corona, iya, institusi mendominasi (pembiayaan). Tapi, bukan berarti kita tidak bertumbuh di yang siwanya karena mestinya beriringan bertumbuh. Cuman yang sekolahan ini bertumbuhnya cukup signifikan karena nilainya cukup besar dan kemudian urgensi mereka melakukan ini sangat urgen untuk mendapatkan ini,” katanya lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih