Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panas Lagi Kasus Hambalang, Gede Pasek Bocorkan Kisah Anas Urbaningrum

Panas Lagi Kasus Hambalang, Gede Pasek Bocorkan Kisah Anas Urbaningrum Kredit Foto: Gedepaseksuardika,blogspot.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mantan Politikus Partai Demokrat, I Gede Pasek Suardika, berbicara secara terbuka mengenai seluk beluk kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang yang terjadi saat Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat. Menurut Pasek, dalam kasus tersebut sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan sosok Anas Urbaningrum.

Menurut Pasek, framing terhadap Anas Urbaningrum saat kasus bergulir sangat jauh dari fakta hukum. Pasek menceritakan mengenai mobil Harrier yang dimiliki Anas Urbaningrum yang saat itu disebut sebagai gratifikasi.

Baca Juga: Gempur Cikeas dengan Hambalang, Demokrat Kubu AHY Beri 'Salam' ke Max: Justru...

"Fakta persidangan, fakta-fakta yang ada, saksi-saksi yang ada sumbernya dari PT Panahatan, yang PT itu nggak ada kaitan dengan Adhikarya ataupun urusan proyek Hambalang, nggak ada," kata Gede, dalam video YouTube di Kanal Akbar Faisal, yang dikutip Jumat, 26 Maret 2021.

Pasek mengatakan, uang Anas diperoleh dari SBY sebagai hadiah karena menjadi juru kampamye terbaik. Kemudian, Anas meminta Nazaruddin untuk dibelikan mobil yang kekurangannya akan dicicil oleh Anas sendiri.

"Jadi, Hambalang itu sama sekali tidak ada urusan dengan Anas, hasil audit ga ada urusan, mobil Harrier tidak ada urusan, tapi tetap ditersangkakan kasus Hambalang. Nah, tampaknya di sinilah peran oknum komisioner KPK dengan memasukkan dakwaan kasus Hambalang dan proyek-proyek lainnya," ujar Gede.

"Jadi, bahasa dan proyek-proyek lainnya yang penting tersangka dulu Anas, nanti kita cari masa sih tidak ada kira-kira begitu," ujarnya.

Pasek juga mengungkapkan, dirinya pernah berbicara dengan Mahfud MD mengenai kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang. Menurut Gede, Mahfud sangat kaget mengetahui tidak ada nama Anas dalam daftar penerima uang korupsi wisma atlet.

"Saya pernah ketemu Pak Mahfud MD ketika kita twit war di twitter, akhirnya beliau undang saya, saya hadirkan bersama Yulianis data itu di kantornya Pak Mahfud waktu itu beliau belum Menkopolhukam. Kaget dia lihat siapa yang terima uang, tidak ada nama Anas di situ," ujar Gede.

Dari situ, Gede memutuskan untuk membantu menemani Anas. "Itu dokumen yang ada di KPK tidak ada nama Anas di situ. Melihat fenomena itu, akhirnya saya berpikir lebih baik saya menemani dia," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: