Siapa Induk Baru Kelompok Radikalis dan Intoleran? Pengamat Ajak Masyarakat Hati-Hati
Rudi membeberkan cara supaya kita semua terhindar dari kelompok-kelompok tersebut yaitu mendukung sepenuhnya kekuatan politik atau partai politik yang benar-benar nasionalis yang bisa membentengi negeri ini dari kelompok-kelompok intoleran dan kelompok pro khilafah, yang kedua harus mendukung penuh TNI dan Polri sebagai garda bangsa terdepan supaya membentengi dari ancaman kelompok intoleran dan kelompok pro khilafah. Yang ketiga, saran Rudi kepada presiden Jokowi dan para anggota kabinetnya, agar hati-hati jangan sampai menimbulkan masalah baru dan akhirnya menciptakan musuh baru, kalau ada musuh baru, mereka akan bergabung lagi dalam wadah besar lagi.
“Apakah Partai Demokrat pimpinan SBY dan AHY itu adalah pro khilafah? Saya katakan tidak. Mereka adalah nasionalis tapi kalau mereka berpotensi bergabung dengan kelompok kelompok pro khilafah atau kelompok intoleran, karena hanya satu kepentingannya punya musuh yang sama yaitu Presiden Jokowi dan pemerintahan yang sah saat ini. ini yang harus kita waspadai,” ungkap Rudi.
“Saya tidak tahu jadi apa menyarunya. Kemudian ada lagi kelompok intoleran seperti FPI yang sudah dibubarkan ini juga terlihat mereka sedang tiarap. Tapi saya tidak percaya mereka hilang dari negeri ini, yang saya percaya mereka sedang tiarap dan sedang menyusun kekuatan untuk tahun 2024” ujarnya lagi.
Lebih jauh menurut Rudi, kelompok pro khilafah dan intoleran ini tidak akan pernah berhenti berupaya bagaimana mendongkel pancasila, ini yang harus kita waspadai.
“Mari kita bayangkan kalau negeri yang indah ini dikuasai oleh kelompok-kelompok yang intoleran, kelompok agama yang radikalis, kelompok agama yang membutakan keberagaman," ujar Rudi.
Rudi mencontohkan negara-negara yang berantakan akibat khilafah, intoleran dan radikal seperti Irak, Siria, Libanon, dan Afganistan. Menurutnya, tidak mungkin keberagaman itu dipaksanakan menjadi seragam.
“Indonesia takdir yang diberikan oleh Tuhan adalah Negeri yang berbhineka Tunggal Ika. Berbeda agama, berbeda suku, berbeda bahasa, berbeda budaya. Ini yang kita ikat dengan kekuatan penuh yang namanya pancasila. Ini yang coba didongkel oleh kelompok intoleran dan kelompok pro khilfah ini. Mereka tidak pernah berhenti," lanjut Rudi
“Kalau ini sampai terjadi, coba bayangkan tidak ada kebebasan untuk perempuan dan anak khusunya haknya dalam menentukan nasibnya seperti apa. Semua diwajibkan seragam. Anda bayangkan apa jadinya kalau hukum Islam diterapkan di negara ini. Negara yang terpecah pecah dari berbagai suku benar-benar akan terpecah karena ikatannya mulai dibuka dan akan longgar. Belum lagi penindasan kelompok-kelompok minoritas, ini yang diwaspadai," tambah Rudi.
“Saya tidak menebarkan ketakutan, ini adalah fakta yang sebenarnya dan realita yang kita lihat bersama di negara-negara lain,” tegas Rudi.
Rudi berharap kepada masyarakat Indonesia untuk tetap bisa menjaga keberagaman ini, menjaga pancasila, menjaga kebinekaan dari rongrongan kaum intoleran dan kaum khilafah yang sekarang ini sedang menyusun kekuatan.
“Ada potensi kuat, kalau prahara partai Demokrat ini tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah. Mereka juga akan merapat dalam satu wadah yang sama. Kita harus Hati hati, pemerintah harus waspada dan yang paling penting yang netral TNI polri harus solid untuk menjaga bangsa ini, jangan sampai kita menjadi bangsa yang selalu gaduh, bangsa yang terpecah belah. Jangan sampai terjadi,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil