Erigo Store Mendunia, Ini Rahasia Muhammad Sadad Bawa Brand Lokal ke New York
Awalnya, Sadad menjual produk berkonsep batik dan ikat. Sayangnya, konsep etrsebut mulai sepi peminat karena tren yang bergerak cepat. Erigo pun memulai konsep produk kasual dan mulai mengubah identitas brand saat peluncuran online webstore mereka.
Meski demikian, penjualan online Erigo masih belum cukup menghasilkan. Tetapi, penjualan offline masih diminati masyarakat. Sadad pun akhirnya memberanikan diri untuk berpatisipasi pada acara JakCloth pertengahan tahun 2013.
Sadad ikut terjun melakukan semuanya. Hal ini karena untuk menekan biaya operasional. Ia bahkan rela tidur di mushola mal dan mandi di pom bensin. Hal-hal tersebut dilakukan Sadad demi keberhasilan Erigo.
Erigo Store pun lahir dan semakin dikenal masyarakat. Namun, hal itu tentu tidak mudah, Sadad sendiri merasakan pahitnya jatuh bangun. Ia bahkan sempat mengalami kerugian besar dan membuatnya pulang ke rumah tanpa membawa uang.
Sadad tak ingin terpuruk. Ia pun bangkit dan terus berusaha hingga pada tahun 2015, omzetnya mencapai Rp22 miliar. Kesuksesan Sadad juga tak pernah luput dari doa orang tua dan semangat yang telah diberikan.
Usai berkegiatan offline, Sadad juga mulai mengatur strategi agar penjualan online meningkat. Mulai dari promosi di media sosial hingga masyarakat mau berkunjung pada online webstorenya. Bahkan, Sadad juga merambah e-commerce, salah satunya Shopee. Hal ini karena Sadad menyadari, masyarakat lebih percaya berbalanja di e-commerce.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: