Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nyesek Banget! Xi Jinping Bikin Kekayaan Miliarder China Ini Tergerus 40%!

Nyesek Banget! Xi Jinping Bikin Kekayaan Miliarder China Ini Tergerus 40%! Kredit Foto: Unsplash/Jeremy
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri perusahaan rokok elektrik China RLX Technology, Kate Wang harus merasakan kekayaannya tergerus lebih dari 40 persen dari USD6 miliar (Rp86 triliun) hingga hanya menjadi USD3,4 miliar (Rp49 triliun).

Hal ini karena harga saham RLX anjlok lebih dari 40 persen pada perdagangan saham. Padahal, pasar China sangat menjanjikan dan sempat membuat kekayaannya meroket. Tetapi kondisi berubah saat pemerintah China merilis aturan ketat perdagangan rokok elektrik.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Zong Qinghou, Pengusaha China Berharta Rp125 T yang Hobi Pakai Baju Murah

Dilansir dari Forbes di Jakarta, Selasa (30/3/21) pemerintahan Xi Jinping melalui Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi bersama Lembaga Administrasi Monopoli Tembakau China, telah merilis secara online rencana revisi aturan perdagangan tembakau di China.

Dalam klausus akan ditambahkan bahwa rokok elektrik sebagai bagian dari produk tembakau. Aturan ini pun memperketat pengawasan terhadap industri yang sedang berkembang ini.

Aturan baru ini tak hanya merugikan Wang. Tergerusnya harga saham RLX juga membuat kekayaan pendiri RLX lainnya ikut merosot.

Salah satunya adalah David Jiang yang merupakan satu dari tujuh pendiri perusahaan ini mengalami penurunan kekayaan dari USD2,8 miliar (Rp40 triliun) menjadi USD1,6 miliar (Rp23 triliun).

Sama halnya dengan Yilong Wen, kekayaannya turun dari USD1,8 miliar (Rp26 triliun) menjadi USD1 miliar (Rp14,4 triliun).

Gertakan ini jelas sangat memengaruhi kekayaan Wang. Pasalnya, sebagian besar kekayaan Wang disumbangkan atas kepemilikan saham di RLX.

Pada Januari 2021, RLX mencetak kesuksesan IPO di New York Stock Exchange (NYSE) dengan berhasil mengumpulkan pendanaan baru lebih dari USD1,4 miliar atau Rp20,2 triliun. Kapitalisasi pasar mereka tercatat mencapai USD18,6 miliar (Rp270 triliun).

RLX menjadi perusahaan rokok elektronik yang tumbuh sangat cepat. Pada tahun 2018, penjualan mereka 'baru' mencapai USD20 juta atau sekitar Rp288 miliar. Dan pada tahun 2019, penjualan meroket menjadi USD238 juta atau Rp3,4 triliun.

Bahkan, pada tahun 2020 di tengah pandemi, pendapatan RLX tetap naik hingga berhasil mencapai USD338 juta atau sekitar Rp4,8 triliun.

Meski sedang berupaya untuk ekspansi ke luar China, tetapi penghasilan RLX masih bergantung pada pasar China. Sebanyak 63 persen perdagangan rokok elektriknya berasal dari dalam negeri. Bahkan, produknya telah dijual di lebih dari 250 kota di China.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: