Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Native Advertising?

Apa Itu Native Advertising? Seseorang menggunakan laptop. | Kredit Foto: Unplash/Campaign Creators
Warta Ekonomi, Jakarta -

Native advertising adalah salah satu istilah yang paling umum terdengar saat ini setiap kali ada pembahasan tentang digital marketing. Tetap saja, "Apa itu native advertising?" juga masih menjadi pertanyaan yang umum dilontarkan di kalangan pemasar sendiri.

Istilah itu sendiri semakin populer pada tahun 2013, ketika semakin banyak pengguna internet mulai menggunakan pemblokir iklan untuk menghindari iklan bergambar yang mengganggu. Native advertising muncul sebagai solusi bagi pemasar (serta penerbit) yang masih ingin menjangkau audiens mereka.

Baca Juga: Apa Itu Referral Marketing?

Potensi penggunaan iklan native sangat bagus, karena Anda mungkin tidak akan menyadarinya bahwa Anda telah melihat beberapa iklan native di suatu platform. Saat ini, iklan native ada di mana-mana, dan semakin sulit untuk dikenali.

Dalam artikel ini, kita akan melihat apa itu iklan native, mengapa iklan native itu penting, dan bagaimana cara kerja iklan native sehingga kita tidak akan menyadarinya.

Mengenal Apa Itu Native Advertising

Sederhananya, native advertising adalah konten berbayar dalam bentuk artikel, infografis, video, dan konten lainnya jika produser tersebut dapat membuatnya, kemudian suatu perusahaan dapat membelinya dan platform penerbitan juga dapat mempromosikannya.

Sekarang, Anda mungkin akan berpikir, "Apa perbedaan antara iklan native dengan advertorial?" Nah, untuk dianggap sebagai iklan asli yang sebenarnya, konten harus sesuai dengan gaya dan nada editorial publikasi atau situs yang mapan, dan konten juga harus memberikan jenis informasi yang biasanya diharapkan oleh audiens Anda.

Kualitas inilah yang membuat iklan native sulit dikenali, karena sering kali berbaur dengan konten "organik" dengan sangat baik. Hal ini menjadi semakin menantang dengan fakta bahwa tidak ada aturan atau pedoman yang ditetapkan tentang bagaimana penerbit harus memberi label pada iklan native, dan standar transparansi sangat bervariasi dari satu publikasi ke publikasi lainnya.

Perlu juga dicatat bahwa iklan native belum tentu sama dengan iklan konten. Sayangnya, tumpang tindih antara kedua disiplin dan kesamaan nama sering menimbulkan kebingungan dikalangan pemasar.

Mengapa Native Advertising Itu Penting?

Iklan native menawarkan kesempatan untuk bisa terhubung dengan pengguna dalam format yang dipilih oleh pengguna. Iklan native juga tidak terlalu mengganggu daripada format iklan tradisional lainnya seperti iklan banner. Selain itu, relevansi kontekstual mengatakan bahwa iklan native dapat menghasilkan Click Through-Rate (CTR) yang tinggi serta dapat meningkatkan konversi. 

Bagaimana Cara Kerja Native Advertising?

Sederhananya, iklan native adalah konten berbayar yang ditampilkan dalam bentuk, fungsi, dan kualitas yang mirip dengan konten di platform tempat ia ditempatkan. Idenya adalah membuat iklan terlihat dan berfungsi seolah-olah itu bukan iklan, tetapi menjadi bagian dari konten reguler yang diharapkan audiens di medianya.

Apa itu iklan native? Itulah yang sering disajikan saat Anda menelusuri melalui Google dan melihat item berlabel “Ads”, "Iklan", atau "Sponsored". Mereka terlihat seperti itu di hasil pencarian, tetapi mereka tidak akan muncul di tempat Anda melihatnya, karena sudah dibayar oleh pemasar yang menargetkan kepada pengguna yang sedang mencari kata kunci tertentu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Patrick Trusto Jati Wibowo
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: