Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Satgas Covid-19: Budaya Menerapkan Prokes Jadi Penting Selama Pandemi

Satgas Covid-19: Budaya Menerapkan Prokes Jadi Penting Selama Pandemi Pengendara kendaraan bermotor yang mengenakan masker melintas di depan mural imbauan untuk melawan COVID-19 di Jakarta, Minggu (29/11/2020). Menurut Satuan Tugas Penanganan COVID-19 penambahan jumlah kasus positif per 29 November 2020 memecahkan rekor sebanyak 6.267 kasus sehingga angka kumulatif pasien positif di Indonesia mencapai 534.266 orang, sementara jumlah pasien sembuh juga bertambah menjadi 3.810 orang dengan total kasus sembuh menjadi 445.793 orang. Adapun kasus meninggal bertambah 169 orang dengan total kumulatif sebanyak 16.815 orang. | Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Koordinator Tim Supervisi PPKM Skala Mikro R. Koesmedi Priharto mengatakan bahwa penting bagi masyarakat mengenal budaya hidup selama pandemi. Budaya hidup selama pandemi sendiri yang dimaksud Koesmedi yakni menerapkan protokol kesehatan dan menjalankan 3M sebagai bagian dari budaya sehari-hari.

"Seharusnya kalau semua orang sadar tentang berbudaya dan bagaimana hidup bersama COVID, harusnya enggak masalah," ujarnya dalam dialog bertajuk “Peran PPKM Mikro Dalam Meningkatkan Pemahaman Protokol Kesehatan Jelang Masa Libur” yang ditayangkan secara daring, Kamis (1/4/2021).

Baca Juga: Dua Kali Berturut-turut Mudik Dilarang Pemerintah, Begini Jeritan Hati Satgas COVID

Menurutnya, sekarang sudah saatnya bahwa setiap masyarakat sadar bahwa Covid-19 sudah menjadi bagian dari hidup dan sudah harus terbiasa bagaimana menanganinya.

"Daerah percontohan itu, kalau misalnya ada orang datang dari luar, kamu periksa. Kewenangan kamu. Kalau enggak periksa terus ada yang ketularan, salah kamu," katanya.

Ia juga mencontohkan seperti budaya makan di restoran. Ketika semua makan-makan, buka masker, ketawa-ketawa, tentu akan jadi penularan.

"Tapi kalau dia ingat oke nanti pas makan karena kemungkinan bisa ada penularan, kita enggak usah bicara. Makan secepatnya, tutup, kita bicara lagi. Hal-hal semacam itu kalau jadi budaya semua juga aman," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: