Luncurkan Produk ’Hibrid’, KSK Insurance Siapkan Pertanggungan Hingga Rp1,2 Miliar
Persaingan pasar yang semakin ketat memaksa para pelaku industri asuransi umum untuk terus berinovasi dalam hal produk yang bisa ditawarkan ke masyarakat. Hal ini pula yang dilakukan PT KSK Insurance Indonesia, yang mencoba melahirkan produk ‘hibrid’ dengan mengkombinasikan layanan perlindungan untuk mobil sekaligus asuransi kecelakaan dan juga asuransi kebakaran rumah. Produk yang baru saja diluncurkan tersebut diberi nama Program KSK Peduli Motor Vehicle. “Kami menyadari bahwa menjaga aset merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan baik saat ini hingga masa mendatang. Terlebih dengan kondisi global yang masih tak menentu akibat pandemi (COVID19). Kebutuhan melindungi aset kini merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dalam aktivitas perencanaan keuangan,” ujar Presiden Direktur PT KSK Insurance Indonesia, Dato’ Sharifuddin Wahab, dalam konferensi pers yang dilaksanakan secara virtual, Rabu (7/4).
Melalui produk baru ini, menurut Sharifuddin, pihaknya menyediakan nilai pertanggungan senilai Rp300 juta untuk kecelakaan diri dan anggota keluarga. Sedangkan untuk perlindungan kebakaran rumah nilai coverage yang disiapkan hingga Rp900 juta. Artinya, secara total produk ‘hibrid’ ini bakal menyediakan total nilai pertanggungan yang dicover hingga Rp1,2 miliar. “Melalui (produk) ini kami berharap bisa membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga dan melindungi asetnya di tengah kondisi yang masih serba tidak pasti ini.
Sementara untuk kinerjanya di sepanjang tahun 2020 lalu, Sharifuddin menyatakan bahwa pihaknya mampu membukukan pertumbuhan premi sebesar 18 persen dibanding kinerja perusahaan pada tahun 2019 lalu. Capaian ini sangat membanggakan mengingat secara keseluruhan industri asuransi umum nasional pada saat yang sama tersungkur hingga tumbuh negatif sebesar 3,6 persen. Moncernya kinerja PT KSK Insurance Indonesia tersebut sebagian besar dari bisnis layanan untuk kendaraan bermotor dengan kontribusi mencapai 47,7 persen terhadap total pendapatan perusahaan. “Setelah itu ada properti yang juga kontribusinya mencapai 28 persen. Lalu juga ada bisnis kesehatan yang menyumbang sebesar 16,8 persen. Baru di bawahnya ada pengangkutan sebesar 5,6 persen, general accident sebesar satu persen dan konstruksi sebesar 0,9 persen,” tegas Sharifuddin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Taufan Sukma
Editor: Taufan Sukma
Tag Terkait: