Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Kantongi Isu Ini dalam KTT D-8, yang Dihadiri 8 Negara Berkembang

Jokowi Kantongi Isu Ini dalam KTT D-8, yang Dihadiri 8 Negara Berkembang Kredit Foto: Instagram Jokowi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini, menghadiri secara virtual Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Developing Eight (D-8) dari Istana Negara, Jakarta. KTT yang diisi oleh delapan negara berkembang ini, merupakan pertemuan tiga tahunan para kepala negara atau kepala pemerintahan dari negara-negara anggotanya.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam keterangannya selepas mendampingi presiden di acara tersebut, mengatakan bahwa KTT mengangkat tema strategis yakni ‘Partnership for a Transformative World: Harnessing the Power of Youth and Technology’.

Baca Juga: Tatap Muka dengan Menlu Retno, Ini Agenda yang Dibawa Menlu Inggris

“KTT D-8 dihadiri oleh hampir semua negara anggota D-8, yaitu Bangladesh, Indonesia, Iran, Malaysia, Mesir, Pakistan, Turki, dan Nigeria. KTT ke-10 D-8 ini dipimpin langsung Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina selaku ketua atau chair dari D-8,” kata Retno.

Retno mengatakan, dalam KTT ini, para pemimpin D-8 memiliki pandangan yang serupa mengenai kerja sama untuk menangani pandemi dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi bagi negara-negara anggota.

Lebih jauh dari itu, kata Retno, Presiden Jokowi menyampaikan dunia perlu bersatu untuk distribusi vaksin.

"Ditegaskan oleh bapak presiden bahwa vaksin COVID-19 adalah barang publik global. Oleh karenanya dunia perlu bersatu untuk memproduksi dan mendistribusikan vaksin untuk semua," tutur Retno.

Jokowi juga menekankan, anggota D-8 terus mendorong akses pemerataan vaksin. Dia pun mengajak pimpinan negara-negara D-8 untuk menolak nasionalisme vaksin dan mendukung vaksin multilateral.

Pada kesempatan itu, Jokowi mengatakan, bahwa Indonesia tengah mengembangkan produksi vaksin mandiri atau vaksin merah putih.

"D-8 harus terus dapat mendorong akses adil terhadap vaksin ketersediaan dan keterjangkauan vaksin merupakan kunci untuk keluar dari krisis ini," kata Retno.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: