Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor CPO, Dorong Surplus Perdagangan US$1,57 Miliar

Ekspor CPO, Dorong Surplus Perdagangan US$1,57 Miliar Pekerja mengangkut kelapa sawit ke dalam truk di Desa Rangkasbitung Timur, Lebak, Banten, Selasa (22/9/2020). Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mencatat volume ekspor produk minyak sawit dan turunannya pada bulan Juli 2020 naik sebesar 13 persen menjadi 3,13 juta ton dari sebelumnya 2,76 juta ton dan ekspor produk olahan CPO naik sebesar 21,8 persen menjadi 1,97 juta ton dari sebelumnya 1,6 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia Maret 2021 kembali surplus sebesar US$1,57 miliar, sedikit menurun dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar US$1,99 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia telah berturut-turut mengalami surplus sejak Mei 2020. Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Maret 2021 secara keseluruhan mencatat surplus US$5,52 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca Juga: Ekspor Impor Naik, Neraca Dagang Maret Surplus

"Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Ke depan, sinergi kebijakan antara pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi akan terus diperkuat," ucap Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, di Jakarta, Kamis (15/4/2021).

Erwin mengatakan, surplus neraca perdagangan bulan lalu dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang berlanjut. Pada Maret 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar US$2,94 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus pada Februari 2021 sebesar US$2,43 miliar.

"Perkembangan itu dipengaruhi oleh peningkatan ekspor nonmigas dari US$14,40 miliar pada Februari 2021 menjadi sebesar US$17,45 miliar. Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti CPO dan bijih logam, serta sejumlah produk manufaktur, seperti besi dan baja serta mesin dan perlengkapan elektrik, tercatat membaik," katanya.

Sementara itu, impor nonmigas mengalami peningkatan pada seluruh komponen. Hal ini sejalan dengan aktivitas ekonomi domestik yang melanjutkan perbaikan.

Adapun, defisit neraca perdagangan migas meningkat dari US$0,44 miliar pada Februari 2021 menjadi US$1,37 miliar yang dipengaruhi oleh impor migas yang meningkat di tengah ekspor migas yang relatif stabil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: