Sebanyak 1.602 desa di wilayah Jawa Barat belum terakses internet, atau hanya ada 500 desa bisa menikmati fasilitas internet dengan baik.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono mengaku pemerintah memiliki keterbatasan anggaran dana untuk memenuhi kebutuhan internet di pedesaan. Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat melakukan kerja sama dengan pihak swasta yakni Anugerah Berkat Kemurahan dalam memfasilitasi internet di pedesaan.
Baca Juga: Manjakan Konsumen, Begini Cara Beli Paket Internet XL Secara Online
"Kerjasama ini dilakukan dengan satu provider. Dipastikan tidak terjadi monopoli. Misalnya, ada provider lain yang ingin bekerja sama silahkan saja," katanya kepada wartawan di Kabupaten Pangandaran, Kamis sore (22/4/2021).
Adanya inovasi dan kolaborasi dengan dunia usaha merupakan satu terobosan yang baik. Artinya pemerintah secara bersama-sama dengan stakeholder lainnya untuk bisa mengakselerasi kebutuhan internet di Jawa Barat.
Baca Juga: Demi Jaringan Internet Lebih Cepat di Indonesia, Facebook-Google Lakukan Ini!
"Kalau tidak bisa kolaborasi maka untuk mensejahterakan masyarakatnya akan terasa sulit," ujarnya.
Kerja sama ini dilakukan sampai dua tahun dengan investasi Rp200 juta untuk membangun sarana dan prasarana internet di pedesaan. "Kerjasama untuk pinjam meminjam Investasi ini tidak lebih dari dua tahun tapi dalam pendampingan akan secara masif dilakukan," imbuhnya.
"Akses internet ini disediakan oleh investor sedangkan pembiayaannya melibatkan perbankan dan BUMDES sebagai pengelola," tambahnya.
Dia mengatakan kerja sama yang dilakukan untuk sementara bagi 30 desa di Kabupaten Pangandaran yang menjadi percontohan bagi desa lainnya. Ia menilai Jabar akan juara jika melakukan berbagai inovasi dan kolaborasi sehigga berdampak positif bagi masyarakat
"Inilah salah satu bentuk inovasi dan kolaborasi yang menjadi visi dan misi Pemprov Jawa Barat," ujarnya.
Dia mengimbau agar internet ini bukan digunakan untuk kepentingan konsumtif saja melainkan bisa dimanfaatkan untuk kepentingan yang lebih produktif. Misalnya, dengan keberadaan Petani Milenial bisa mempromosikan potensi desa masing-masing melalui internet.
Bambang menilai keberadaan petani milenial yang didukung fasilitas internet yang ada mampu membantu pemulihan ekonomi ke depan.
"Internet ini kan tidak punya batasan ruang. Siapa pun bisa mengaksesnya. Nah, berbagai informasi yang positif dan produktif itulah harapannya ini bisa terpublikasikan dengan baik," ungkapnya.
Ke depan, lanjut Bambang, Pemprov Jabar, Pemkab, Pemerintah Desa beserta jajarannya termasuk petani milenial mampu mendorong masyarakat agar bisa memaksimalkan infrastruktur internet yang sudah ada.
"Terpenting, setelah perjanjian kerja sama ini, kita melakukan evaluasi dan pendampingan agar internet ini digunakan secara optimal. Setidaknya, bisa membantu siswa sekolah dalam sistem belajar online di pedesaan," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: