Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Lagi Sekadar Wacana, Internet Murah Siap Ubah Wajah PTS Jawa Barat Mulai 2026

Tak Lagi Sekadar Wacana, Internet Murah Siap Ubah Wajah PTS Jawa Barat Mulai 2026 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harapan baru bagi perguruan tinggi swasta (PTS) di Jawa Barat tak lagi sebatas wacana. Mulai Januari 2026, program internet murah berkecepatan tinggi akan direalisasikan dan digadang-gadang menjadi game changer bagi ekosistem pendidikan tinggi swasta.

Bukan sekadar soal koneksi, program ini dipandang sebagai jalan keluar dari persoalan klasik: mahalnya biaya operasional dan terbatasnya ruang inovasi kampus.

Pada tahap awal, sebanyak 50 hingga 100 PTS dari sekitar 350 PTS di Jawa Barat akan menjadi penerima manfaat. Meski bertahap, langkah ini dinilai strategis karena menyasar langsung simpul utama transformasi pendidikan digital.

Selama ini, biaya internet berkualitas tinggi menjadi salah satu pos pengeluaran terbesar bagi kampus swasta. Keterbatasan tersebut berdampak langsung pada mahasiswa dan dosen: pembelajaran daring tidak optimal, riset berbasis data tersendat, hingga layanan akademik digital yang tertinggal.

Terealisasinya internet murah mulai Januari 2026-sekitar Rp100.000 per bulan dengan kecepatan 100–200 Mbps dan kuota tanpa batas-maka PTS di Jawa Barat memperoleh ruang napas baru. Efisiensi biaya ini membuka peluang bagi kampus untuk mengalihkan anggaran ke peningkatan mutu dosen, pengembangan kurikulum digital, serta penguatan riset dan inovasi.

Utusan Khusus Presiden, Prof. Fadel Muhammad, menegaskan bahwa tantangan pendidikan Indonesia hari ini bukan hanya soal kurikulum, melainkan ketertinggalan dalam pemanfaatan internet sebagai fondasi pembelajaran modern. Rendahnya penetrasi fixed broadband di Indonesia baru sekitar 15 persen menjadi indikator serius lemahnya infrastruktur digital nasional.

“Singapura sudah 92 persen, Malaysia 67 persen, Thailand 60 persen. Indonesia masih sejajar dengan Myanmar, Laos, dan Kamboja. Di saat yang sama, harga internet kita masih mahal,” ujar Fadel saat Musyawarah Wilayah (Muswil) Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI) Jawa Barat di Bandung, Kamis (18/12/2025).

Baca Juga: ITB dan Telkomsel Hadirkan AI Innovation Hub, Menkomdigi Harap AI Hasilkan Solusi Publik

Ia menambahkan, survei menunjukkan masyarakat Indonesia idealnya hanya mampu membayar internet sekitar Rp120.000 per bulan. Dari titik inilah lahir gagasan menghadirkan internet murah sekitar Rp100.000 sebagai solusi konkret, dengan perguruan tinggi menjadi salah satu fokus utama.

Bagi PTS, dampaknya bukan hanya soal kenyamanan akses, tetapi juga daya saing. Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko, menilai internet murah berpotensi mendorong kenaikan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi yang saat ini masih 31,45 persen (BPS 2023).

“Pembelajaran jarak jauh bisa berjalan optimal kalau internetnya terjangkau dan stabil. Jika PJJ kuat, APK bisa terdorong hingga 41 persen. Ini kunci menyiapkan SDM unggul,” ujarnya.

Senada, Ketua APTISI Jawa Barat, Prof. Eddy Soeryanto Soegoto, menyebut program ini sebagai momentum menyamakan garis start antar-PTS. Menurutnya, internet murah akan memperkecil kesenjangan kualitas antarkampus.

“APTISI adalah rumah bersama. Kita ingin maju bersama. Saat ini sudah ada 20 PTS terakreditasi unggul di Jawa Barat, mereka akan menjadi role model agar kampus lain ikut melompat,” tegas Eddy.

Ke depan, jumlah PTS penerima manfaat akan diperluas seiring hasil evaluasi. Jika berhasil, program internet murah bukan hanya meringankan beban biaya, tetapi juga mengubah wajah PTS Jawa Barat dari kampus yang berjuang bertahan, menjadi institusi yang berani bersaing di era pendidikan digital.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: