Common Room Gelar Rural ICT Camp 2025, Perkuat Komitmen Hadirkan Solusi Ketimpangan Digital di Daerah
Kredit Foto: Istimewa
Common Room Networks Foundation (Common Room) kembali akan menyelenggarakan Rural ICT Camp 2025 sebagai bagian dari komitmennya untuk memperluas jangkauan internet di berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan tahunan yang telah dilaksanakan sejak 2020 ini dirancang sebagai sarana pertemuan bagi para aktivis internet komunitas, perwakilan organisasi masyarakat sipil, kalangan peneliti dan akademisi, pembuat kebijakan, serta masyarakat luas.
Menurut Direktur Common Room, Gustaff H. Iskandar, Rural ICT Camp 2025 akan diselenggarakan pada tanggal 23–26 September 2025 di Wisma Hijau, Cimanggis, Depok, dengan mengangkat tema “Internet Komunitas & Akses yang Bermakna”.
“Tema ini merupakan bagian dari tindak lanjut dari Konsultasi Nasional Untuk Internet Komunitas yang Bermakna, yang diselenggarakan oleh ICT Watch & jaringan kolaborasi Rembuk Nusa di Jakarta pada 19 November 2024,” jelasnya dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Senin (22/9/2025).
Baca Juga: Komdigi Bidik PNBP Rp25 Triliun Tahun 2026, Spektrum Radio Jadi Andalan
Rural ICT Camp 2025 melibatkan perwakilan peserta Sekolah Internet Komunitas yang ada di 10 lokasi di 8 provinsi di Indonesia: Pulo Aceh (Prov. Aceh), Kasepuhan Gelar Alam dan Kecamatan Ciracap (Jawa Barat), Desa Tembok (Bali), Desa Sukadana (Lombok, Nusa Tenggara Barat), Desa Mata Redi dan BLK Don Bosco (Nusa Tenggara Timur), Kepulauan Taliabu (Maluku Utara), Kabupaten Maros (Sulawesi Selatan), serta Ngata Toro (Sulawesi Tengah).
Salah satu agenda yang akan berlangsung dalam Rural ICT Camp 2025 adalah Mini Exhibition Co_LABS & Sekolah Internet Komunitas. Pameran ini akan menampilkan prototipe alat sensor yang digunakan dalam program Co_LABS di Pulo Aceh dan Maros, termasuk beberapa dokumentasi foto dan video dari kegiatan pelatihan Sekolah Internet Komunitas.
Ruth Schmidt dari Fair Forward-GIZ menjelaskan terkait prototipe alat sensor yang digunakan dalam program Co_LABS di Pulo Aceh dan Maros yang dinamai SOLITUDE. Pemanfaatan teknologi berbasis artificial intelligence (AI) pada prototipe SOLITUDE akan mengumpulkan data tentang kondisi alam sekitar guna membantu masyarakat mengambil keputusan yang tepat.
“Prototipe di Pulo Aceh dan Maros digunakan untuk memonitoring kondisi air dan perubahan iklim. Jika di Pulo Aceh dimanfaatkan untuk perikanan, prototipe yang berada di Maros dimanfaatkan untuk budidaya koral,” jelasnya.
Selain Mini Exhibition, Rural ICT Camp 2025 akan diramaikan dengan berbagai kegiatan, yakni:
- Peluncuran dua buku berjudul Panduan Belajar IoT dan Integrasi AI untuk Pemula serta Panduan Manual Teknis Sistem Pemantauan Kualitas Air Laut Berbasis IoT;
- Diseminasi Program Co_LABS, paparan pembelajaran teknologi tepat guna (AI, IoT, dan data terbuka) untuk ketahanan iklim yang terdiri dari sesi tanya-jawab & praktik;
- Diskusi lintas pemangku kepentingan tentang kebijakan, tata kelola, skema pembiayaan, dan multiplikasi model internet komunitas di daerah pedesaan & tempat terpencil; serta
- Sesi Kesetaraan Gender & Inklusi Sosial (GEDSI), pendekatan inklusif & aman agar perempuan, penyandang disabilitas, serta kelompok marjinal agar dapat terlibat & mendapat manfaat yang setara.
Rural ICT Camp 2025 melanjutkan rangkaian kegiatan tahunan yang sebelumnya digelar di Kasepuhan Ciptagelar (2020–2021), Desa Tembok–Bali (2022), Pulo Aceh (2023), dan Ciracap–Sukabumi (2024).
Baca Juga: Keterbatasan Percepatan Adopsi AI, 80 Juta Penduduk Indonesia Belum Miliki Akses Internet
“Kegiatan ini selaras dengan upaya untuk mempercepat pemerataan akses internet & teknologi digital, serta mendorong pemanfaatan akses internet yang bermakna di wilayah pedesaan & tempat terpencil di Indonesia,” pungkas Gustaff H. Iskandar, Direktur Common Room.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement